Jakarta – Seorang TikToker dengan akun Netha.Viany mengunggah video yang dinilai menyerang institusi Polri secara terbuka. Dalam unggahannya, ia melontarkan tudingan tendensius yang menyudutkan Polri secara generalisasi tanpa dasar yang jelas.
Merespons hal itu, Ketua Bidang Pemuda Aliansi Indonesia, Mochammad Jodi Husein, mengatakan narasi yang dibangun akun Netha.Viany mengandung fitnah dan dapat memicu kebencian terhadap institusi negara.
“Apa yang disampaikan tidak benar dan mengandung fitnah. Masih banyak polisi baik di negeri ini. Jangan menyamaratakan dengan narasi yang membangun kebencian mendalam,” ujar Jodi, SeLasa (21/1/2025).
Jodi juga mencurigai adanya pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini. “Bisa jadi ada pesanan dari pihak tertentu, atau mungkin ada bayaran di balik narasi kebencian ini,” tambahnya.
Menurut Jodi, tudingan yang tidak berdasar dapat berpotensi menjadi pidana pencemaran nama baik terhadap institusi negara. Ia mengingatkan, jika hendak mengkritik, seharusnya kritik tersebut bersifat membangun dan disertai solusi, bukan sekadar menyerang tanpa bukti.
“Akun Netha.Viany harus bisa membuktikan tuduhannya agar publik tidak terjebak dalam narasi kebohongan. Jika tidak bisa membuktikan, maka itu fitnah, dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan,” tegasnya.
Jodi juga mendesak Polri untuk segera memanggil dan memeriksa TikToker tersebut guna mengungkap siapa oknum polisi yang ia maksud.
“Kalau memang tidak bisa dibuktikan, tuduhan itu jelas fitnah. Laporkan saja siapa oknumnya, jangan menyamaratakan institusi Polri secara keseluruhan. Banyak polisi baik yang bekerja dengan professional,” tandasnya.
Jodi mengajak masyarakat untuk mendukung upaya pembenahan yang sedang dilakukan Polri.
“Apa yang saya sampaikan ini adalah bentuk kecintaan kepada Polri agar semakin dekat dengan rakyat. Jangan ada upaya memojokkan dengan narasi negatif. Lebih baik kita ikut mengawasi dan memberikan solusi agar Polri semakin profesional dan terpercaya,” pungkas Jodi.