Jakarta – Generasi Muda Muslim Indonesia (GMMI) menyerukan agar seluruh tempat ibadah termasuk Masjid tidak menjadi tempat untuk berkampanye demi kepentingan politik praktis.
Ketua Dewan Pembina GMII, Yudha Pratama mengatakan bahwa belakangan ini, Masjid yang semestinya menjadi sarana ibadah seringkali ditunggangi oleh oknum untuk kepentingan politik tertentu. Sehingga tak jarang, isi ceramahnya pun mengandung unsur kebencian.
“Misi kita adalah menebar kebaikan di dalam masjid, menghadirkan penceramah-penceramah yang sejuk, yang mempersatukan bukan memecah belah,” ujar Yudha dalam acara peringatan Nuzulul Qur’an dengan tema “Bentengi Umat dari Paham Radikal dam Jadikan Masjid Sebagai Tempat Pemersatu Bukan Pemecah Belah”, di Masjid Al-Hidayah, Jakarta Timur, Minggu (3/6/2018).
Selain itu dia juga mengajak agar para pemuda untuk kembali meramaikan masjid-masjid dengan berbagai keummatan dan kegiatan positif.
“Kami dari Generasi Muda Muslim Indonesia mengajak para pemuda untuk kembali meramaikan masjid, kita khawatir jika masjid-masjid ini disusupi oleh pemikiran yang radikal,” tukas Yudha.
Yudha juga mengajak agar para pengurus masjid untuk selektif dalam memilih para penceramah. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengantisipasi penyebaran konten ceramah yang memecah belah.
“Kami berharap agar para pengurus DKM bisa memilih para penceramah yang dapat menyatukan bukan yang menyampaikan doktrin kekerasan,” demikian kata Yudha.