JAKARTA – Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya (Limajaya) menggelar Talkshow Mahasiswa Bersuara: Tolak Intervensi Asing Pada Pemilu 2024. Kegiatan ini untuk menyikapi persoalan mahasiswa Indonesia saat ini yang cenderung melakukan gerakan tanpa melakukan ketajaman analisa.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat dan mahasiswa untuk berpikir secara rasional terhadap setiap gerakan atau isu menjelang Pemilu 2024 .
”Bahwa gerakan mahasiswa secara tidak sadar dimanfaatkan sekelompok orang yang mempunyai kepentingan dan berafiliasi pada kepentingan asing terhadap Indonesia,” kata Kordinator Limajaya Farid Sudrajat di Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Farid mengatakan, intervensi asing dapat membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, intervensi asing dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat internasional terhadap situasi di suatu negara dan memberikan tekanan kepada pemerintah untuk melakukan reformasi.
Namun, di sisi lain, intervensi asing juga dapat memperkeruh situasi politik dan mempersulit penyelesaian masalah secara internal.
”Hal ini dapat memicu polarisasi dan konflik di masyarakat, serta melemahkan kedaulatan negara,” ujarnya.
Sementara Presiden Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Pier Lailossa mengatakan bukan hal yang baru bila asing melakukan intervensi ke suatu negara. Dia mencontohkan intervensi kepada negara lain dilakukan China kepada Taiwan dan Rusia terhadap Latvia.
Maka bila melihat dari sisi dampak, menurut Pier, perlu ada upaya dari setiap warga negara dan pemerintah mengawasi gerak gerik dari negara asing secara langsung atau secara tidak langsung dengan melalui organisasi yang berafiliasi kepada negara asing tersebut. ”Menjadi menarik ketika saya melihat kenaikan signifikan akan isu yang dibawa mahasiwa dengan isu pemakzulan,” ujarnya.
Melihat kondisi demikian, lanjut Pier, sangat diperlukan kepandaian para mahasiwa menerima informasi dan mempertajam kajian sebelum terlibat pada suatu gerakan. ”Mahasiswa seharusnya mengawal isu Pemilu yang damai dan jujur dan adil serta transparan, bukan memainkan isu pemakzulan menjelang Pemilu,” tandasnya.
Sedangkan Presiden Mahasiwa UKI Roberto Vaildo mengatakan sangat disayangkan mahasiswa bergerak dengan membawa isu pemakzulan. Seharusnya mahasiswa lebih mengetahui tata cara atau alur pengangkatan dan pemberhentian Presiden secara konstitusional. Bukan malah melakukan framing dengan isu pemakzulan. Seharusnya mahasiswa mengawal demokrasi berjalan lancar bukan terpengaruh akan isu yang dimainkan oleh kelompok tertentu.
”Isu pemakzulan perlu diamati secara rinci karena tensinya naik secara signifikan dan ini bukan dalam gaya dari gerakan mahasiswa. Maka saya mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pemilu ini berjalan baik dan lancar tanpa gangguan,” tuturnya.