Kaltara – Komisi informasi Kaltara menggelar seminar kebangsaan bertajuk “Menyongsong Pemilu Damai 2024” di Ballroom Sayn Nunukan Kaltara, (17/02/24). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari workshop keterbukaan informasi dan prosedur penyelesaian sengketa informasi pemilu dan pemilihan.
Kegiatan seminar tersebut dibuka langsung oleh Fajar Mentari, S.Pd, Ketua Komisi informasi serta dipandu oleh moderator Febrianus Felis dengan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Rahman, SP Ketua KPU Kab. Nunukan, M. Yusran Ketua Bawaslu Kabupaten Nunukan, Suryani Koordinator Akademisi Pemilu dan Demokrasi, Siti, S.E., M.Si Komisi Informasi Kaltara.
Dalam sambutannya, Fajar Mentari menjelaskan tentang latar belakang berdirinya Komisi Informasi di Kaltara dengan dasar perintah Undang-Undang terkait Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya termasuk menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi pemilu dan pemilihan melalui mediasi dan ajudikasi nonlitigasi.
Narasumber pada kegiatan tersebut memberikan materi terkait kesiapan dan potensi yang dapat menimbulkan kerawanan menjelang dan pasca pemilu, kemudian keterlibatan akademisi yang akan diberikan ruang untuk memberikan pandangan terhadap peranan kampus dalam mengawal pemilu, praktik money politic yang terjadi, serta sejumlah kampus di Indonesia menyuarakan Pemilu Damai, bahkan adanya petisi dari sejumlah akademisi kampus kepada pemerintah.
Penyelenggara pemilihan terdiri KPU, Bawaslu dan DKPP, bertindak netral dan berintegritas serta menjamin hak pilih setiap masyarakat hal tersebut disampaikan langsung dalam pertemuan oleh narasumber.
Dalam seminar tersebut mendapat antusias yang cukup diluar dugaan dengan hadirnya peserta dari akademisi muda nunukan, BEM Politeknik Nunukan, Pengurus BEM Politeknik Nunukan, Pengurus HMI Kab. Nunukan, Pengurus PMII Kab. Nunukan, Pengurus LMND Kab. Nunukan, Pengurus PMNTT Kab. Nunukan, Pengurus Pemuda Anshor, Pengurus Pemuda Muhammadiyah, Pengurus PWI Kab. Nunukan, serta siswa siswi SMA/SMK/MA Kab. Nunukan.
Komisi informasi berharap terselenggaranya kegiatan ini dapat menjadi hal baik dalam pesta demokrasi yang sudah menghitung hari juga mengajak generasi muda untuk belajar dewasa dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan pilihan.
“Demokrasi adalah seni, jika dihubungkan dengan hadist nabi silahkan anda cinta, tapi sewajarnya saja, begitu juga kita benci kepada lawan, sewajarnya saja”, seru Fajar Mentari.
Fajar juga menegaskan bahwa sejarah membuktikan banyak kejadian sebelum Pemilu menjadi lawan, tapi setelah kontestasi menjadi kawan.
“Masyarakat menjadi aktor utama terwujudnya pemilihan yang bebas dari politik uang serta mendorong terciptanya suasana pemilu yang kondusif, aman, damai, tertib dan lancar.” tandas Fajar Mentari.