Jakarta – Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) Agus Jabo Priyono menilai terpilihnya Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi presiden dan wakil presiden memberikan harapan bagi Indonesia untuk menjadi negara kuat dan mandiri.
“Mereka sosok nasionalis progresif yang akan membangun Indonesia menjadi negara berdaulat, mandiri dan berkepribadian dengan cara menguasai dan mengelola sumber daya alam sendiri dengan industri nasional,” kata Agus Jabo dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Jumat.
Hal tersebut, menurut Agus Jabo, telah terlihat dari semangat Prabowo-Gibran selama kampanye yang menonjolkan program hilirisasi ekonomi.
Agus menilai saat ini hilirisasi merupakan kunci untuk memperbaiki ketahanan perekonomian Indonesia lantaran pembenahan akan dilakukan dari hulu ke hilir.
“Pembenahan yang dilakukan seperti pemanfaatan seluruh sumber daya alam untuk kepentingan masyarakat hingga pengolahannya yang hanya melibatkan industri nasional,” ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, perputaran ekonomi di tengah masyarakat melalui industri berskala kecil hingga besar akan berputar secara aktif.
Hal tersebut dinilai Agus Jabo sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa yakni Soekarno yang menginginkan Indonesia menjadi negara mandiri berdasarkan filosofi Pancasila.
“Bagi kita Pancasila adalah filosofi, dasar sekaligus bintang arah untuk mewujudkan Indonesia yang berdikari, adil makmur dan lestari,” kata Agus Jabo.
Oleh karena itu, dia menilai langkah partai politiknya untuk mendukung pasangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden yang lalu merupakan hal yang tepat.
Hal tersebut pula yang mendorong Agus beserta jajaran Prima menggelar acara HUT Ke-3 di akarta Pusat, Sabtu (1/6/2024) malam dengan mengusung tema “Pancasila, Soekarno: Bersama Prabowo-Gibran Mencapai Indonesia Emas”.
Tema tersebut diusung pihaknya untuk mengingatkan seluruh kader Prima tentang cita-cita pendiri bangsa yang ingin menjadikan Indonesia jadi negara kuat dan dapat memberikan kemakmuran untuk rakyat.
“Kita tidak ingin partai kita berbicara Pancasila, Soekarno, tapi dalam perbuatan justru mengkhianati ajaran-ajaran Soekarno dan menjauhkan rakyat dari keadilan dan kemakmuran,” tutupnya.