Lampung – Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Provinsi Lampung Alim. S mengharapkan harga kedelai dapat terus stabil guna menjaga produksi perajin tahu tempe di daerahnya karena Indonesia saat ini 80% kebutuhan kedelai indonesia berasal dari Impor.
“Kami berharap harga kedelai di Indonesia khususnya Provinsi Lampung masih terus stabil,” tegas Alim, hari ini.
Sementara itu, Sekretaris Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Provinsi Lampung M. Darja menambahkan Pemerintah akan memulai pengembangan kedelai lokal di wilayah Lampung, Pemerintah telah akan menyiapkan lahan seluas 1.000 hektar untuk percobaan, dan diharapkan Lampung akan jadi penggagas kedelai lokal.
“Harga kedelai saat ini untuk pembelian di importir sebesar 10.100,-/kg dan ditingkat pengrajin sebesar 10.500,-/kg. Untuk di seluruh Lampung kebutuhan kedelai perajin tempe dan tahu adalah 4.500 ton per bulan dengan jumlah perajin sebanyak 3.750 orang di 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung,” bebernya.
Seorang produsen Tahu di Kec. Way Halim, Bandar Lampung Agus menuturkan, kenaikkan harga kedelai sangat berdampak pada perajin.
“Saya berharap pemerintah turun tangan dan bisa menjaga stabilitas harga kedelai. Sebab makanan berbahan baku kedelai sudah menjadi makanan pokok masyarakat,” ujarnya.
PUSKOPTI Provinsi Lampung akan bekerjasama dengan BRI dan PT. FKS dalam menjamin ketersediaan dan mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas harga bahan pangan khususnya komoditas kedelai di Provinsi Lampung.
“Besar harapan kami agar harga stabil dan produktivitas terjaga,” pungkas Ketua Pengrajin tahu tempe Provinsi Lampung.