Jakarta – Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara, Kanjeng Pangeran Norman, mengkritik statment Habib Rizieq Shihab (HRS) yang mengimbau warga Jakarta untuk mengasah golok dan tetap berada di rumah. Menyusul rencana aksi 20 ribu pasukan berani mati yang akan membela Presiden Joko Widodo dalam apel di Tugu Proklamasi.
Bagi Norman seruan HRS tersebut tidak lebih dari “maling teriak maling.”
“Itu maling teriak maling. Situasinya baik-baik saja, tidak ada alasan orang harus mengasah parang. Ini jelas-jelas hanya upaya untuk menciptakan ketakutan. Orang pengen hidup damai, kok malah disuruh siap-siap perang,” ujar Norman kepada media, Kamis (19/9/2024).
Bahkan, lanjut Norman, ada banyak kejanggalan dalam rencana aksi aksi 22 September 2024 tersebut, termasuk keberadaan sosok Koordinator Pasukan, Sukodigdo Wardoyo, yang menurutnya fiktif. Sehingga seruan HRS tidaklah masuk akal.
“Sampai sekarang, nama Sukodigdo tidak pernah muncul ke permukaan. Ini hanyalah propaganda yang berusaha memanfaatkan momen jelang pergantian kepemimpinan untuk menakut-nakuti masyarakat,” tandasnya.
Lebih lanjut, Norman juga menyentil pamflet bertajuk “Siaga 1” yang disebarkan oleh HRS dan laskar pendukungnya.
Menurut Norman, upaya tersebut hanya propaganda untuk menciptakan kegaduhan politik dengan mengangkat isu “G 22 S” yang kemudian dikaitkan dengan gerakan PKI.
“Publik juga tahu kalau HRS itu pangasong khilafah. Kalau saya bilang, ini adalah PKI gaya baru,” kata Norman.