JAKARTA – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) bicara soal hasil survei sementara terkait Pilpres 2019. Terlebih menyoroti hasil survei Pilpres 2019 oleh Puskaptis, suara Jokowi – Maruf Amin yang disebutkan selisih tipis dengan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Pasalnya, lembaga survei Puskaptis merilis hasil survei mengenai tingkat keterpilihan atau elektabilitas paangan calon dalam Pemilu Presien 2019. Dalam survei tersebut pasangan Jokowi – Maruf Amin masih unggul dengan perolehan 45,90 persen suara. Sementara Prabowo Subianto – Sandiaga Uno memperoleh 41,80 persen suara dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,30 persen suara.
Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa menilai survei tersebut hanya untuk menyenangkan Prabowo semata.
“Iya in aja dech biar senang. Bikin girang orang itukan Ibadah? yang penting ingat tagline “Coblos Jokowi, Jangan Coblos Prabowo Apalagi Calegnya. Emangnya Gue Pikirin !!,” kata Willy, hari ini.
Menurut Willy, hasil survei Puskaptis hanya untuk penggiringan opini demi memuaskan survei internal paslon 02. Willy pun mengungkit rekam jejak Puskaptis pada Pilpres 2014. Lembaga itu pernah membuat Prabowo sujud syukur karena hasil hitung cepat di televisi memenangkan pasangan Prabowo-Hatta. Padahal hitung cepat lembaga lain memenangkan Jokowi-JK dan terbukti dengan rekapitulasi KPU.
“Ya kan seneng-senengin aja dulu. Itu kan ibadah, pengalaman 2014 kan sudah kasat mata track record lembaga survei Puskaptis ini. Quick Count nya paling meleset jauh. Kasihan saja, sudah sujud syukur tiba-tiba kalah, janganlah Prabowo dipermalukan 2 kali,” jelasnya.
Kendati demikian, Willy justru meminta kepada pendukung Jokowi tidak senang dulu dengan hasil survei yang disebut lebih unggul. Pengalaman ini pernah dirasakan oleh Hillary Clinton yang jauh diunggulkan saat Pilpres Amerika Serikat (AS) kalah dengan Donald Trump.
“Padahal semua survei sampai detik terakhir (menyatakan Hillary Clinton menang). Dan saya mulai bertanya-tanya, bahkan Obama pun waktu saya tanya jawabnnya pasti menang. Tapi kita lihat, Donald Trump yang menang,” kata dia.
“Kita harus bekerja keras sebab menang kalahnya nanti ditentukan di bilik suara saat pencoblosan 17 April 2019 nanti. Insya Allah Jokowi menang maka rakyat Indonesia pun senang,” tandas Willy Prakarsa usai rapat bahas persiapan test 10 ribu massa konvoi keliling Tangerang Selatan menangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di Sekber Jari’98.