Nasional

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Jaringan NII di Tasikmalaya, Ken Setiawan Beri Apresiasi

Jakarta – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center atau Pusat Rehabilitasi Korban NII Ken Setiawan mengapresiasi langkah aparat Densus 88 yang melah melakukan penegakan hukum terhadap terduga teroris TE‎ (52) di Desa Cipacing, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (5/2/2025).

‎Menurut informasi yang di terima Ken, TE adalah jaringan NII yang sebelumnya telah dilakukan penangkapan di beberapa daerah di wilayah Sumatera barat dan Jambi.

Penangkapan terhadap 16 tersangka teroris di wilayah Sumbar terdiri dari 12 tersangka di wilayah Kabupaten Dhamasraya dan 4 tersangka di wilayah Kabupaten Tanah Datar, selebihnya yang 1257 anggota NII di Sumbar menyatakan cabut baiat dan ikrar setia kepad NKRI.

Sementara teroris NII yang di jambi ada 3 orang, dan 2 diantaranya adalah pegawai di Pemda, serta 256 anggota NII di Jambi juga akhirnya menyatakan cabut baiat dan ikrar setia NKRI.

Uniknya adalah salah satu orang yang ikut NII dan ikrar setia NKRI di Jambi adalah Guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (Unja) Profesor Hadiyanto.

Menurut Ken, Induk dari semua kelompok terorisme di Indonesia adalah NII, faktanya sebelum terjadi kasus bom Bali, di Indonesia sudah banyak terjadi kasus terorisme yang di lakukan oleh tokoh tokoh NII, terutama sejak tahun 1975 di Jawa dan Sumatra yang dikenal sebagai Komando Jihad (Komji), Jelas Ken.

‎Di Sumatra Utara pada Juni 1976, kelompok NII merampok di Batang Sereh, Belawan, mereka juga meledakkan bom di tempat hiburan seperti Bioskop.

‎Aksi teror lainnya, mengebom Rumah Sakit Imanuel di Bukit Tinggi, Gereja Methodis, dan Perguruan Budi Murni, meledakkan tempat hiburan Bioskop Ria dan Bar Apollo di Medan.

‎Di Padang, NII meledakkan Masjid Nurul Iman dengan melempar granat saat gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an. Setelah itu.

‎Lalu pada 1980, NII melakukan perampokan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, di Kecamatan Banjarsari, Ciamis. Mereka berhasil meraup uang hampir Rp 20 juta.

‎Selanjutnya, pada 1981, 14 anggota Komando Jihad menyerang empat polisi di Bandung. Keempat orang anggota polisi dibantai hingga meninggal. “Mereka juga melakukan pembajakan pesawat DC-9 Woyla milik Garuda pada 28 Maret 1981,”

‎Pengeboman Candi Borobudur oleh tokoh NII pada 21 Januari 1985 Perampokan pom bensin di Lampung dan kasus makar NII di Talangsari Lampung tahun 1989 yang akhirnya bisa dipadamkan oleh A. M Hendropriyono yang saat itu menjabat sebagai Komandan Korem Garuda Hitam Lampung.

‎Menurut Ken, Bisa jadi belum seluruh anggota organisasi NII tersebut telah sepakat sepenuhnya dengan keputusan tersebut untuk kembali ke NKRI, ada yang pura punya dasar karena takut ditangkap.

“‎Kita masih ingat Agus Sujatno, pelaku kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung tahun 2022 yang juga di lakukan oleh kelompok NII yang ditangkap dan sudah dipenjara, namun setelah keluar dipenjara justru melakukan aksi bom bunuh diri.” ujarnya.

‎Selain itu, kita tahu bahwa selama ini ada juga kelompok radikal dan pelaku teror lain yang berada di luar kontrol dan masih mengidolakan tokoh tokoh NII seperti kelompok Muhammad Yusuf Tohiri (MYT) dan Ajengan Masduki serta aliansi kelompok NII yang saat ini menamakan dirinya kelompok Dauroh Islamiyah.

‎Bahkan tak tertutup kemungkinan bibit-bibit radikalisme muncul bukan dari lingkaran lama melainkan dari orang-orang yang terpapar pemikiran kekerasan secara mandiri dari media sosial.

‎Menurut Ken, kelompok NII gaya baru seperti Dauroh Islamiyah bisa berpotensi menjadi bibit aksi terorisme lone wolf karena memusuhi warga masyarakat lain yang dianggap layak diperangi atau juga yang berkesimpulan bahwa secara ideologis dan keyakinan tidak menyepakati bentuk negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

‎Apalagi saat ini kelompok NII gaya baru melakukan metamorfosa dengan melakukan penyusupan ke masyarakat melalui kegiatan kemanusiaan seperti membangun yayasan yatim piatu dan duafa serta melakukan seminar enterprenuer pelatihan pelatihan ketrampilan sehingga banyak masyarakat khususnya kalangan anak muda bisa tertarik dan akhirnya direkrut menjadi anggota NII.

‎”Diharapkan masyarakat jangan lengah, saat ini banyak jaringan kelompok radikalisme dan terorisme melakukan propaganda dengan cover melakukan kegiatan sosial dimasyarakat melalui yayasan kemanusian. Bisa jadi mereka sudah ada di sekitar kita.” tutup Ken.

Most Popular

Babenya adalah baca berita nya dari beragam situs berita populer; akses cepat, ringan dan hemat kuota internet.

Portal Terpercaya.

Copyright © 2016 BaBenya.com.

To Top