Jakarta – Aksi Cawapres Sandiaga Uno yang mengibarkan bendera NU saat kampanye di Lumajang, Jawa Timur terus menuai protes dari berbagai kader Nahdlatul Ulama (NU). Sandi dianggap menghina Khittah NU dengan berdagang politik lewat bendera NU demi meraih dukungan. Hal ini di sampaikan Anak Muda NU Ahmad Riduan Hasibuan, hari ini.
“Anak-anak NU tidak akan berani membawa bendera NU dan Bendera Banom NU dalam kampanye politik. Karena NU secara kelembagaan organisasi tidak boleh berpolitik praktis sesuai khittah NU, kalau pribadi silahkan, tapi tidak boleh bawa atribut,” jelas mantan Bendahara Umum PB PMII 2014-2017 ini.
Menurutnya, Cawapres 02 Sandiaga Uno melakukan akrobat murahan dengan membawa bendera NU dalam kampanye politik.
“Sandiaga mungkin ingin menyatakan kalau dia lebih NU daripada NU. Atau mungkin dia lebih NU dari pada KH Ma’ruf Amin, Kiyai Said, KH Miftahul Akhyar,” terang Ahmad Riduan.
Sandi tak mengerti NU, bukan kader NU, tidak pernah kaderisasi NU makanya nilai penghormatannya terhadap khittah NU tidak ada. Padahal, kata dia, orang-orang NU yang politisi sekalipun gak berani melakukan akrobat seperti Sandi ini lantaran mereka paham posisioning NU.
Maka itu, dia mendesak agar Sandi meminta maaf atas sikapnya dan tidak mengulangi perbuatannya yang berpotensi memecah belah NU.
“Bang Sandi harus minta maaf, Bang Sandiaga Salahuddin Uno jangan dagangkan bendera NU. Anda harus lebih sopan dan menjaga etika,” pungkasnya.