JAKARTA – Pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno mengaku tak setuju dengan celotehan pebisnis Mardigu Wowiek Prasantyo terkait teori konspirasi global soal penyebaran covid-19.
Sandiaga menilai pernyataan Mardigu tersebut tidak lebih sebagai pandangan out of the box.
Menurut Sandiaga, Mardigu mempunyai fan base di dalam maupun luar negeri, yang menyukai soal teori konspirasi tentang lahirnya virus corona. Hanya saja, ia kurang sependapat dengan analisis itu, lantaran Covid-19 faktanya menyerang semua negara tanpa terkecuali.
“Saya sudah kehilangan kerabat dekat, saudara saya atlet Lukman Niode, dia kan dadanya kuat, atlet renang nasional, representatif di Olimpiade, tumbang juga tuh dengan Covid-19,” kata Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga juga kehilangan salah satu teman baik akibat terkena Covid-19, yaitu wali kota Tanjungpinang, Syahrul pada 28 April 2020. Padahal, beberapa waktu sebelum meninggal, Syahrul masih menyempatkan diri menemui Sandiaga di kantor Recapital, Jakarta Selatan. “Ini saudara saya tumbang. Saya pribadi tak percaya ini konspirasi, menurut saya beberapa indikasi terutama mengenai Covid-19 untuk pembenaran semuanya,” kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, ia mendapat informasi, datangnya pandemi Covid-19 malah ada yang menyalahgunan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Padahal, perusahaan tersebut kondisinya sudah buruk dan perlu diperbaiki secara internal.
Namun, gara-gara virus corona menerjang Indonesia, akhirnya tidak sedikit perusahaan yang melakukan PHK karyawannya dengan berlindung faktornya dipicu pandemi.
“Ada mereka yang berlindung di balik Covid-19 itu. Jadi pandangan saya itu tidak ada konspirasi soal Covid-19,” tutup Sandiaga.