Jakarta – Aroma Pemilihan Presiden 2019 semakin kencang menyeruak di tengah publik meskipun masih terhitung dua tahun lagi. Publik nasional tentu masih memiliki harapan besar dengan kepemimpinan selanjutnya agar membawa perubahan yang lebih baik lagi.
Kendati demikian, Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) ikut menyoroti manuver-manuver politik oleh parpol untuk menghadapi Pilpres 2019 nanti.
Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa mengusulkan agar pemerintahan Jokowi bisa mengambil langkah politik dan menjadi lebih baik lagi dalam menuntaskan tugas-tugasnya, dan memberi perubahan bagi rakyat Indonesia.
“Masalahnya bukan sekedar ikut-ikutan deklarasi dukungan tapi ada skala priorotasnya yang harus dilakukan dari waktu yang tersisa,” ungkap Willy, hari ini.
Willy pun menyebutkan usulan skala prioritas untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan kehendak atau keinginan rakyat Indonesia. Salah satunya adalah memprioritaskan potensi kawula muda yang memiliki kompetensi untuk kepentingan rakyat. Diantaranya adalah Jumhur Hidayat, Arief Poyuono, Andrianto dan Bambang Isti Noegroho.
“Dengan mengandeng aktivis-aktivis yang kritis senapas dengan kehendak rakyat bisa menjadi solusi menuntaskan PR disisa pemerintahan Jokowi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Willy dengan menggandeng mereka dan melakukan konsolidasi bersama bisa menyerap aspirasi dan masukan dari arus bawah terkait strategi mengusung kembali Jokowi untuk 2 Periode dalam pilpres mendatang.
“Jangan cuma ceremonial deklarasi dukungan saja tapi harus konkret yang jelas memiliki basis massa dan benar-benar kerja untuk rakyat bukan kacung neolib,” ucap dia.
Lebih jauh, Willy mengajak semua pihak untuk memenangkan kembali Jokowi sebagai presiden RI di periode kedua. Oleh karenanya, dia meminta para pendukung setia Jokowi melakukan konsolidasi kembali sebab tidak ada kebangkitan maupun kemenangan tanpa adanya konsolidasi.
“Aktivis konsolidasi pasti akan menang. Tetap on the track memenangkan kembali Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 karena Jokowi sudah menawarkan model kepemimpinan egaliter yang tidak berjarak dengan rakyat,” tandasnya.