Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan jumlah sebaran hoaks yang terdeteksi sepanjang 2021.
Sepanjang tahun 2021, Kementerian Kominfo mencatat telah menemukan dan melakukan pemutusan akses terhadap 565.449 konten negatif.
Kementerian Kominfo juga mengklaim telah melakukan debunking atau penerbitan klarifikasi terhadap 1.773 misinformasi dan disinformasi yang beredar di masyarakat.
Data lain dikeluarkan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menemukan 9.545 ujaran kebencian terhadap kelompok Syiah, Ahmadiyah, dan Tionghoa.
Melihat banyaknya berita hoaks yang tersebar ke masyarakat, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo menanggapi serius permasalahan ini. Menurutnya etika kepantasan publik sangat di butuhkan.
“Etika kepantasan publik sangat dibutuhkan era digital saat ini karena maraknya produksi hoaks, ujaran kebencian, SARA, serta penghinaan nilai luhur bangsa menjadi catatan buruk bagi keadaban publik, ” ungkapnya.
Benny menekankan dibutuhkannya kesadaran semua pihak dalam penggunaan media sosial saat ini untuk memperkuat persaudaraan bangsa.
“Dibutuhkan kesadaran bersama khususnya anak bangsa dalam menggunakan media sosial sebagai sarana merajut persaudaran dan menjaga keutuhan bangsa yang terdiri ribuan etnis , ratusan keyakinan dan adat istiadat yang memiliki perbedaan, ” tegasnya.
Benny menambahkan menjaga keutuhan inilah di butuhkan kesadaran etis dan keutaman dalam berkomunikasi media sosial menjaga perasaan dan kecenderungan memojokkan
keyakinan yang berbeda.
“Proses menjadi ke-Indonesiaan ada kerena masing masing budaya ,
Adat istiadat, keyakinan lokal menyatu dalam ikatan kebersaaman, ” pungkas Benny.
Selain itu, Benny menajelaskan pesan Presiden bahwa sebaiknya digital dimanfaatkan dengan sebaik mungkin karena potensi pasar digital yang sangat besar.
“Presiden Jokowi mengingatkan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor ekonomi digital. Pasar digital di Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat, dibanding negara-negara ASEAN lainnya jadi ini harus dimanfaatkan dengan baik, ” lanjutnya.
Sebagai penutup Benny mengatakan bahwa komunikasi harus berpihak pada nilai kemanusiaan dan penghargaan martabat manusia.