JAKARTA – Penelitik Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK), Ahmad Aron Hariri angkat bicara perihal masalah pembengkakan anggaran pada pengerjaan sirkuit Formula E yang bertambah 10 M.
Menurut Rere, panggilan karib Aron Hariri, masalah pembengkakan anggaran itu bukan sekedar besarnya penambahan anggaran maupun tujuannya. Tapi perlu ditelisik bagaimana mekanisme anggaran itu disetujui untuk membengkak.
“Pengadaan barang dan jasa ada aturan dan tata caranya. Kalau gini rasanya jadi tender rasa PL,” tegas Rere, hari ini.
Dikatakan Rere, penambahan anggaran pembangunan pembangunan sirkuit ini menambah daftar panjang kejanggalan pengelolaan anggaran dalam giat ajang balap mobil listrik di Jakarta.
Dari mencla-mencle soal komitmen fee yang semula 4,4T, tiba-tiba jadi 560M, dan tahu-tahunya sudah dibayar lewat hutang sebelum disahkan DPRD, sampai soal pembangunan sirkuit yang langsung disetujui membengkak.
“Maka sedari awal keseluruhan Formula E di Jakarta ini benar-benar unseen tentang transparansi anggaran dan prosesnya,” bebernya.
Rere melanjutkan soal anggaran APBD itu diduga telah terdapat banyak penyelewengan. Oleh karenanya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus bergerak cepat dan secara objektif segera menaikkan penyelidikan perkara Formula E ini menjadi penyidikan.
“KPK harus gerak cepat naikkan penyelidikan perkara Formula E jadi penyidikan,” pungkasnya.