Cilegon – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cilegon, Reno Yanuar, menyayangkan sikap intoleransi yang muncul dari FKUB. Ia menghimbau kepada kader PDI Perjuangan Kota Cilegon untuk menjaga toleransi, menjaga kebhinekaan karena kota cilegon sebagai pintu gerbang barat pulau Jawa, sebagai kota industri terbesar se Asia Tenggara tentunya harus terus menjaga kebhinekaan dan terus menjunjung tinggi kebhinekaan.
“Kita tanamkan nilai-nilai Pancasila dalam jati diri kita semua karena kita semua saudara satu darah, jika ia seagama dengan kita berarti saudara sesama muslim, kalau dia beda agama dengan kita artinya dia saudara sebangsa dan setanah air,” jelas Reno Yanuar pada Jumat 29/4/2022.
Cilegon ini sudah dikatakan sangat pluralisme, sudah banyak suku dan agama di kota Cilegon, namun saya mendengar ada beberapa yang akan menolak keberadaan tempat ibadah umat kristiani atau gereja saya melihat bahwa gerakan itu tidak menunjukkan bhineka tunggal Ika, tidak menanamkan nilai-nilai Pancasila.
“Masyarakat kota Cilegon harus saling merangkul, bergotong royong walaupun berbeda suku, beda agama. Tidak boleh ada intoleransi seperti yang dilakukan oleh FKUB,” paparnya.
Justru mereka itu harus diberikan keleluasaan karena tidak ada agama yang mengajarkan tidak baik, semua agama itu baik berdasarkan keyakinan dan kepercayaan masing-masing maka dari itu jangan sampai kita menolak keberadaan tempat ibadah non muslim.
“Ayolah kita saling berangkulan kita sama-sama membangun kota Cilegon ini untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran yang merata di 43 kelurahan tidak ada lagi berbicara mayoritas atau minoritas, semua sama, kita semua saudara, kita harus benar-benar menjaga kondusifitas dan kenyamanan juga ketentraman di kota Cilegon,” terangnya.
Hak kebebasan beragama juga dijamin dalam UU dasar negara republik Indonesia tahun 1945 yang menyatakan negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaan, maka dari itu masyarakat kota Cilegon jangan mau diadu domba, jangan mau di provokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Kita semua harus bergandeng tangan, bersatu, gotong royong dan juga terus menanamkan nilai-nilai Pancasila, bhineka tunggal Ika,” jelasnya.
Kakek dan bapak saya lahir di kota Cilegon, saya lahir dan dibesarkan di kota Cilegon tetapi saya tidak pernah berbicara pribumi saya orang Indonesia. Tidak boleh lagi ada bicara pribumi atau non pribumi kita semua orang Indonesia. Ayo kita bangun kota Cilegon ini untuk kesejahteraan dan kemakmuran yg benar-benar nyata untuk masyarakat kota Cilegon, pungkasnya.