Jakarta – Jelang Pilpres 2024, sejumlah lembaga survei mengeluarkan hasil survei tentang tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden.
Dari hasil survei tersebut, muncul beberapa nama muncul dan berdasarkan hasil survei dari lembaga Charta Politika Indonesia, bahwa posisi tiga teratas dari survei menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo unggul dengan 29,2 persen, disusul Prabowo Subianto 23 persen dan Anies R Baswedan 20,2 persen.
Pada posisi selanjutnya nama Sandiaga Uno dengan 4,9 persen, Ridwan Kamil 4,8 persen,
Agus Harimurti Yudhoyono 3,4 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 3,3 persen.
Sedangkan untuk posisi tiga terbawah ada nama Puan Maharani 1,8 persen, Erick Thohir 1,5 persen, dan Airlangga Hartarto 1,0 persen dan diketahui ada 7 persen responeden yang memilih tidak menjawab.
Menjawab ramainya hasil survei tersebut, Wasekjen Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Donny Fraga Wijaya pun ikut angkat bicara. Kata Donny, live skill Capres-Cawapres 2024 sampai saat ini belum bisa di lihat secara utuh.
“Potensi mereka hanya sebatas lips service polanya pelihara buzzer dan order melalui Team Survei lakukan polling yang kebenarannya masih diragukan,” tegas Donny, hari ini.
Menurutnya, JARI’98 memonitor perkembangan baik dilakukan secara investigasi face to face, heart to heart dengan warga dan masyarakat diberbagai pelosok nusantara kesan yang didapat adalah berkurangnya Animo.
“Ternyata mereka malas mengomentari bahkan sempat berceloteh, soal Capres dan Cawapres tidaklah penting untuk kami. Yang kami butuhkan adalah bentuk sumbangsih mereka bantu logistik dan ciptakan lapangan kerja, bukan cuma ngomong melulu tanpa bukti. Kami sebagai Rakyat Indonesia selama ini cuma dimanfaatkan saja jelang Pilpres, Pilgub, Pilwalkot dan Pilpub,” sebutnya.
“Kami sudah kenyang di iming-imingi ini itu, namun faktanya setelah menang kami dukung boro-boro mereka tepati janji !!!,” kata dia lagi.
Ia melanjutkan, hal lainnya team JARI’98 juga mengikuti dan meminitor perkembangan politik lewat medsos, lucunya mereka berperang antar buzzer dan jasa polling.
“Itulah makanya kami menyimpulkan bahwa para Capres-Cawapres belum memiliki Live Skill secara utuh. Isinya cuma kemasan dan pepesan kosong semua,” bebernya.
Namun, kata dia, JARI’98 melihat suatu fenomena menarik dari seseorang yang perlu untuk didukung dan miliki potensi sebagai pemimpin masa depan yang kelak bakal diterima semua lapisan warga, masyarakat dan rakyat Indonesia.
“Sosok itu bukan dari Aktivis atau dari kelompok Parpol, itu kisi-kisinya,” pungkasnya.