AMBON – Garda NKRI kembali melaksanakan deklarasi di bagian timur Indonesia yakni di Aula Rektorat, Universitas Pattimura, Ambon, Maluku.
Kegiatan yang bertajuk Deklarasi dan Dialog Publik dengan tema “deradikalisasi pemikiran pemuda sebagai upaya untuk menjaga keberagaman di bumi Raja – raja” yang dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai kampus se- Maluku
Zen Lelangwayang sebagai ketua Panitia menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan ini adalah wujud komitmen mahasiswa Maluku untuk segera membentuk kepengurusan DPD Garda NKRI Maluku.
Koordinator Wilayah Garda NKRI Maluku, Abdussalam Hehanusa dalam sambutannya, mengatakan, deklarasi ini tentunya akan menjadi spirit baru untuk mahasiswa Maluku.
“Sengaja dideklarasikan di Universitas Pattimura karena Pattimura adalah kampus yang heterogen, ini merupakan pesan bahwa semangat merawat kemajemukan Indonesia diawali di Maluku ini. Maka dari itu garda akan menjadi lokomotif baru bagi kaum muda disini,”ujarnya Sabtu (25/11/2017).
Senada dengan itu, Ketua Umum DPP Garda NKRI, Haris pertama dalam sambutannya menjelaskan bahwa sumbangsi mahasiswa untuk bangsa sudah sangat terukur.
“Dalam sejarah Indonesia peran mahasiswa sangat strategis baik diruang akademik maupun ruang sosial kemasyarakatan,”kata Haris.
Dalam menjawab tantangan zaman diera milenial sekarang ini, kata Haris mahasiswa harus lebih responsif dengan isu-isu yang bisa memecah belah bangsa Indonesia.
“Deklarasi ini menjadi deklarasi ke 6 yang diagendakan DPP Garda NKRI, Dengan akan dibentuknya Garda NKRI Maluku ini harapannya adalah mahasiswa maluku bisa menjadi mahasiswa yang menjadi barisan terdepan dalam melawan setiap bentuk radikalisme di bumi pertiwi ini,”bebernya.
Di sisi lain, Haris menyayangkan ketidakhadiran Kapolda Maluku Irjen Deden Juhara dalam deklarasi ini.
“Kami sangat menyayangkan Kapolda Maluku Irjen Deden Juhara yang tidak mensupport kegiatan ini,”pungkasnya.
Dalam kegiatan ini dirangkaikan juga Dialog Publik yang dihadiri oleh Dir Intelkam Polda Maluku, Kombes Pol M. Anshori Arifin, Ketua FKPT Abdul Rauf dan aktivis lintas Iman INGAGE Ardiman Kelihu.