Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Direktorat Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT), Finalisasi Script Audio Visual Materi Pembinaan Ideologi Pancasila.
Acara yang diselenggarakan pada Kamis, 21 Oktober 2022, di Ruang Opera The Tribrata Jakarta ini merupakan rangkaian dari kegiatan pembuatan video Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) yang sesuai dengan standar materi PIP. Dimana sebelumnya Direktorat Pengkajian Materi PIP telah menyusun script video audio visual PIP bagi Hakim dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan karenanya penyusunan skenario yang bekerjasama dengan tim Ragam Kreasi Nusantara (RKN) tersebut perlu mendapatkan tindak lanjut dan review dari pihak yang berkepentingan.
Dalam pembukaan acara yang antara lain menghadirkan Narasumber Bapak Darmoko Yuti Winanto dari unsur Kehakiman, Kolonel Ahmad Fikri Musmar dari Unsur TNI, serta Antonius Benny Susetyo sebagai Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini, Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Bapak Aris Heru Utomo menyatakan bahwa tindak lanjut penyusunan Naskah Audio Visual untuk Pembinaan Ideologi Pancasila khususnya bagi Hakim dan TNI sangat Krusial dalam penanaman Ideologi Pancasila bagi masyarakat kedepannya.
“Ini terjadi karena Hakim dan TNI merupakan figur yang dihormati rakyat dan keberadaan mereka merupakan penyambung serta penyampai kebijakan pemerintah kepada rakyat, hingga baik buruknya pemerintah tergantung pada citra dan tindak tanduk dari para Hakim dan TNI di dalam masyarakat.” tegasnya.
“BPIP sangat mengapresiasi keterlibatan dari berbagai pihak dalam pembuatan Video Film Audio Visual ini, khususnya kepada para Narasumber yang menjadi saksi nyata bagaimana para Hakim dan TNI berinteraksi dengan masyarakat. Dimana terdapat konflik dan gesekan yang terjadi dalam masyarakat yang membutuhkan peran dari TNI dan Hakim untuk secara bijaksana dapat menyelesaikannya dengan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal dalam proses menyelesaikan dan mendamaikan konflik.” sambungnya.
Beliau berharap dalam Diskusi Terpumpun ini kita dapat menindaklanjuti pembuatan naskah skenario hingga proses Finalisasi, penyelesaian dapat segera disosialisasikan.
Selanjutnya, dalam kesempatan pertama Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo menyatakan bahwa sudah menjadi tugas BPIP untuk membumikan Pancasila. Karenanya Film yang sedang dibuat ini harus menjadi refleksi realitas masyarakat namun juga bersifat ideologis.
“Sehingga Film ini benar-benar bisa menarik dan meyakinkan publik bahwa cita-cita, mimpi-mimpi dan harapan terkait Pancasila benar benar mampu dilaksanakan di lapangan. Film ini harus dapat merefleksikan Pancasila dalam tindakan praktis dan nyata khususnya di kalangan Hakim dan TNI yang keberadaannya merupakan role model bagi masyarakat dalam pelaksanaan nilai nilai Pancasila yang Praktia dan nyata.” tukasnya.
Tugas BPIP adalah membuat pedoman yang praktis dan aplikatif berdasarkan pikiran dan pergumulan bung karno untuk menggali Pancasila. Pancasila hendaknya dapat tercermin dalam kehidupan para Hakim dan TNI dengan benar benar menjadikan Pancasila sebagai Etos, Patos dan logos dalam berkehidupan serta menjalankan profesinya.
“Tercerminnya Pancasila dalam setiap aspek Kehidupan para Hakim dan TNI ini pada akhirnya diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat hingga tercipta kesadaran akan Penting dan mendasarnya nilai nilai Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.” sambungnya.
Lebih lanjut, Doktor Komunikasi Politik ini menyatakan bahwa film yang dibuat harus benar benar mampu menawarkan perspektif lain dalam berkehidupan, bahwa di masyarakat yang cenderung Apatis dan Materialistis masih ada contoh baik dan nilai nilai yang bermanfaat yang direfleksikan dengan baik oleh para Hakim dan TNI.
“Dengan tidak hanya melaksanakan tugas dengan baik, namun mampu menjadi solusi dari segala dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini diharapkan dapat memberi dorongan kepada rakyat sekaligus menjadi bukti dan komitmen aparat untuk benar benar menjiwai pancasila. Karena para Hakim dan TNI yang benar benar menjadi pelayan publik merupakan bukti nyata pelaksanakan nilai-nilai Pancasila di Masyarakat hingga terwujud kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.” bebernya.
Dalam pembuatan Film perlu dimasukkan Intisari dari buku bahan ajar, serta tampilkan dalam epilog tokoh yang menarik dan merupakan role model masyarakat sebagai perangkum dari narasi Film.
“Sehingga masyarakat tidak saja tertarik namun juga merasa setuju dan terpanggil untuk melaksanakan pesan Film ini karena ajakan tokoh tersebut” ujar Benny menutup paparannya.
Dalam diskusi yang dihadiri secara luring dan daring oleh peserta dari Unsur BPIP, Mahkamah Agung dan TNI ini Narasumber Bapak Darmoko Yuti Winanto menyatakan bahwa keberadaan Film sebagai pendamping Materi Bahan Ajar PIP bagi para Hakim dan TNI Ini hendaknya dapat menginspirasi dan mengembalikan kepercayaan diri para hakim dan TNI dalam melaksanakan tugasnya.
“Marwah TNI dan Hakim sebagai pengadil dan pengayom masyarakat tidak akan tumpul dalam menghadapi kendala dan godaan, Para Hakim dan TNI dapat selalu tangguh dan tajam tidak hanya dalam melaksanakan tugasnya namun juga dalam membumikan dan menjaga nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.” tegasnya.
Selanjutnya Narasumber ketiga, Kolonel Ahmad Fikri Musmar menyatakan bahwa dalam pembuatan Film hendaknya dapat memasukkan nilai nilai kearifan lokal dalam pembuatannya, hal ini terjadi karena dinamika masyarakat dan TNI tidak semata mata dinamikan murni antara pemerintah dan kedua unsur tersebut.
“Ada sistem sosial dalam masyarakat yang merupakan kebudayaan dan kearifan asli masing masing wilayah yang keberadaannya dapat memperkaya sudut pandang kita dalam menghadapi dinamika dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat, pengakomodasian tokoh tokoh dalam masyarakat Aceh seperti panglima laut dalam masyarakat Pantai dan Panglima Lhok pada masyarakat Desa serta Keujruen blang yang merupakan lembaga adat yang bergerak di bidang pertanian untuk membantu persoalan petani dalam pengelolaan kawasan persawahan, pembinaan masyarakat, pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah dalam penyelenggaraan usaha pertanian merupakan contoh penting bagaimana Unsur dan Pendekatan lokal merupakan potensi bangsa dan keberadaannya seperti nilai-nilai Pancasila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.” tutupnya.
Acara Diskusi Terpumpun ini diselenggarakan pada pukul 13.00 hingga 17.00 dengan dihadiri oleh sekitar 50 orang peserta.