Jakarta – Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta angkat bicara perihal adanya aksi demo mahasiswa bertepatan HUT OPM hari ini.
Menurut Stanislaus, anggota dan simpatisan juga pendukung OPM memanfaatkan segala cara dan kesempatan supaya mereka eksis termasuk memanfaatkan isu-isu sensitif seperti HAM.
“Disinilah perlu penanganan yang lebih cermat tetapi tetap tegas ketika sudah menyangkut keselamatan warga negara yang berpotensi terancam karena aksi OPM,” tegas Stanislaus, hari ini.
Selain itu, menurut dia, prinsip NKRI sudah final jadi jika ada bagian dari NKRI yang melakukan aksi untuk memisahkan diri dari NKRI maka bisa ditindak secara hukum.
“Namun diluar itu, negara lebih penting lagi untuk hadir di Papua sehingga masyarakat lebih percaya kepada pemerintah dan ruang bagi eksistensi OPM lebih dipersempit,” sebutnya.
Adanya tudingan bahwa gerakan masif kelompok pemuda dan mahasiswa yang menggelar aksi bertepatan pada HUT OPM 1 Desember, ia menyebut bahwa aktor intelektualnya.
“Itu organisasi pasti ada aktor intelektualnya. Saya belum tahu siapa detail aktornya tetapi karena itu orang maka pasti ada pengurus,” jelasnya.
Dia berpesan juga kepada Pemerintah Daerah yang seharusnya hadir lebih masif lagi masyarakat, karena pemda mengelola dana otsus.
Sementara itu, kata dia, jika sudah ada aksi kekerasan apalagi dengan menggunakan senjata maka TNI Polri harus bergerak.
“Pelaku harus ditangkap dan diproses hukum, jika melawan apalagi dengan senjata maka TNI Polri bisa menggunakan kewenangannya demi keutuhan NKRI dan keselamatan rakyat,” pungkasnya.