Jakarta – Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Willy Prakarsa, menyesalkan masih adanya pihak yang kembali memainkan isu politik identitas menjelang Pemilu 2024.
Ironisnya persoalan instrumen agama itu sengaja dipakai untuk merebut kekuasaan politik.
“Isu politik identitas jelang Pemilu 2024 kembali dimainkan buat dongkrak suara dan popularitas,” kata Willy dikutip akun Twitternya @prakarsa99Willy, Selasa (31/1/2023).
Ditegaskan Willy, agama bukanlah pemicu intoleransi. Agama justru harus menjadi inspirasi bagi kebaikan dan kemaslahatan.
Jadi kalau agama dijadikan justifikasi kepentingan politik maka dampaknya akan sangat berbahaya.
“Isu politik identitas juga akan terjadi turbulensi bagi para oknum bajingan,” tandasnya.
Diketahui, sejak beberapa tahun terakhir ini, politisasi agama sedang menyeruak ke ruang-ruang publik Indonesia. Hal itu menyebabkan bangkitnya kembali para petualang agama.
Politisasi agama yang cenderung berlebihan dan overdosis itu menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan berbangsa, beragama, dan bernegara di tanah air.