Wamena – Aktivis dan pejuang hak-hak asasi manusia (HAM) Papua Theo Hesegem meminta perlu segera dibentuk tim khusus guna membebaskan Captain Pilot Susi Air Philips Max Marthin di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Philips Marthin, pilot berkebangsaan Selandia Baru disandera anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogeya setelah pesawat diserang di Lapangan Udara Paro, Distrik Paro, Nduga, Selasa (7/2) waktu setempat.
Dalam penyerangan tersebut, anggota TPNPB-OPM juga membakar pesawat milik maskapai Susi Air. Selain menahan Captain Pilot Philips Marthin, lima penumpang juga dikabarkan masih dalam penguasaan pasukan TPNPB-OPM.
“Untuk membebaskan Captain Pilot Philips Marthin, butuh tim khusus untuk melakukan pendekatan dengan berbagai pihak baik pemerintah Nduga, tokoh agama, adat, pemuda, LSM, dan perempuan. Pihak-pihak tersebut diharapkan memberikan masukan, saran kepada tim pencari penyanderaan Philips Marthin. Namun, saya belum tahu apakah tim itu sudah dibentuk atau belum,” ujar Theo Hesegem, Jumat (10/2).
Menurut Theo, perlu segera dibentuk tim khusus yang melibatkan pihak-pihak di atas guna membebaskan Philips Marthin. Pihaknya juga menyesalkan sikap anggota TPNPB-OPM di bawah pimpinan Egianus Kogeya yang membakar pesawat dan menyandera Philips Marthin. Seharusnya, kata Theo, pesawat Susi Air tidak perlu dibakar karena pesawat itu melayani masyarakat ke daerah-daerah terpencil. Pilot itu juga memberikan pelayanan masyarakat.
Theo mengaku, menyayangkan aksi pembakaran pesawat Susi Air disertai penyanderaan pilot itu karena mengganggu stabilitas bangsa Indonesia. Aksi itu mungkin dianggap sebagai salah satu cara mendesak pemerintah Indonesia dan dunia Internasional untuk mengakui perjuangan penentuan nasib sendiri. Papua merdeka.
“Saya sangat mengharapkan kepada saudara Egianus Kogeya dan teman-temannya agar pilot dan 15 orang yang disandera pada 7 Februari 2023 itu segera dibebaskan. Ia juga bersyukur karena kabarnya 15 warga yang disandera sudah dibebaskan aparat keamanan atas kerja sama dengan masyarakat,” lanjut Theo
“Theo Hesegem juga mengharapkan agar Egianus Kogeya dan kawan-kawannya memperhatikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan Philips Marthin sehingga dia tidak mengalami rasa takut dan trauma sepanjang hari selama berada tengah hutan. Saya percaya Philips Marthin mungkin sedang trauma sehingga Egianus dan kawan-kawannya dapat memikirkan keluarga pilot itu,” kata Theo.
Menurut Theo, upaya pembebasan Philips Marthin harus menggunakan pendekatan persuasif dengan Egianus dan kawan-kawan yang melibatkan semua pihak baik pemerintah, pimpinan Gereja, tokoh adat dan lain-lain. Penyanderaan tersebut merupakan yang kedua kali setelah aksi penyanderaan tahun 1996 di Mapenduma, Nduga yang diikuti dengan operasi militer di beberapa kampung hingga membuat masyarakat menjadi korban.
“Sebagai pembela HAM saya mengharapakan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi. Saya khawatir, masyarakat sipil bisa menjadi korban sehingga langkah terbaik adalah anggota TPNPB-OPM Ndugama segera membebaskan pilot itu. Bila penyanderaan merupakan bagian dari konflik bersenjata, kami mengharapkan pemerintah mengambil Langkah mencegah terjadinya potensi kekerasan di tanah Papua,” ujar Theo.
Sementara itu, aparat gabungan TNI-Polri mengevakuasi 25 warga dari Paro ke Kenyaam, Kota Kabupaten Nduga menggunakan Heli milik TNI-Polri buntut teror TPNPB-OPM setelah sebelumnya berhasil menyelamatkan 15 pekerja Puskesmas yang mendapatkan ancaman anggota TPNPB-OPM.
“Adapun total warga yang berhasil dievakuasi berjumlah 25 orang, dengan keterangan, 12 orang (8 dewasa, 4 anak-anak) dengan menggunakan Bell Polisi sementara 13 orang (6 dewasa, 7 anak-anak) dengan menggunakan Bell milik TNI AD,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SH, SIK, M.Kom, Jumat (10/2).
Benny menambahkan, warga yang dievakuasi tersebut merupakan korban intimidasi TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogeya. Hingga kini, pihaknya juga masih terus melakukan upaya pencarian terhadap pilot Susi Air Philips Marthin diduga disandera.
“Kami meminta dukungan serta doa masyarakat agar warga maupun oilot dapat dievakuasi dengan selamat oleh tim gabungan TNI-Polri,” kata Benny.