Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menyebut isu Papua selalu digeser ke isu Internasional.
Kata dia, isu hak asasi manusia (HAM) akan dimana-mana setiap ada kelompok-kelompok yang sudah eksis dan menjadi korban, kekerasan aparat maka sudah dipastikan ada yang melakukan pembelaan dari sisi ham. Dan dimanapun akan terjadi.
“Tapi perlu didorong bagaimana kelompok ham juga bersuara ketika masyarakat begitu jadi korban KKB. Ada gak suaranya, kita harus dorong juga lho. Itu lho yang kamu bela-belain ini ternyata jadi pelanggar ham. Buktinya ini masyarakat ada anak kecil dibunuh, bidan dibunuh, anak jarinya diputus. Kelompok ham bagaimana,” tegas Stanislaus, Selasa (21/3/2023).
“Ketika aparat ditembak, apakah aparat bukan manusia, aparat juga punya ham,” ujarnya.
Dikatakannya, kelompok ham memang tidak bisa dinegasikan karena punya hak bersuara dan punya idealisme terkait ham. Ketika ada aksi represif aparat pada KKB pasti mereka bersuara.
“Itu PR bagi kita. Jadi harusnya mereka bersuara ketika masyarakat jadi korban. Bersuara juga ketika aparat jadi korban. Biar adil, apakah ham berlaku bagi kelompok anti pemerintah,” tambah Stanislaus lagi.
“Paling penting adalah TNI Polri fokus pada tugasnya melindungi masyarakat. Ketika ada kelompok bersenjata mengancam masyarakat maka lakukan tugasnya,” pungkasnya.