Jakarta – Sekjen Forum Komunikasi Antar Santri Seluruh Indonesia (FORKASSI) Ferry Supriadi mengoreksi kinerja Menteri dan Pejabat di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Khususnya, kinerja Jaksa Agung M Prasetyo.
Ferry secara terus terang mengakui kualitas dan kuantitas kinerja M Prasetyo masih jauh dari menggembirakan. Pasalnya, berbagai kasus ditanah air yang di tangani korps Adhyaksa yang di pimpin Prasetyo itu masih mlempem dan dinilai belum sesuai harapan.
“Banyak kasus yang mangkrak yang belum terselesaikan oleh Jaksa Agung. Ini adalah momentum Presiden Jokowi di sisa kekuasaannya untuk mengoreksi kabinetnya, salah satunya dengan mereshuffle posisi Jaksa Agung,” tegas Ferry hari ini.
Menurut Ferry, kinerja Prasetyo kurang berprestasi yang justru kurang mendokrak elektabilitas Jokowi nantinya di Pilpres 2019. Dia berharap perombakan posisi Jaksa Agung bisa segera diwujudkan dengan menggantinya karena dianggap memiliki rapor merah lantaran banyaknya kasus penyidikan korupsi yang mangkrak, tidak terbukanya informasi, adanya kepentingan politis, ringannya vonis koruptor, serta adanya jaksa yang menyalahgunakan wewenang.
“Presiden sebagai pemimpin harusnya bertindak lebih berani dan bernyali, ganti saja posisi Jaksa Agung orang-orang yang ahli dan profesional. Harusnya kabinet kerja benar-benar berorientasi kerjanya untuk kepentingan rakyat bukan golongan, kelompok atau partai nya,” terang Ferry.
Lebih lanjut, Ferry mengingatkan fenomena politisasi Kejaksaan lantaran latar belakang Jaksa Agung M Prasetyo orang partai politik. Makanya, pihaknya mendorong Jokowi untuk kembali mempertimbangkan pergantian Jaksa Agung jika tidak ingin posisinya terdegradasi dan publik semakin menjauh tidak memilih Jokowi lagi.
“Sekali lagi, pilihlah tokoh-tokoh yang independen dan bisa melakukan reformasi mendasar di Kejaksaan. Bila tidak, kinerja pemerintahan Jokowi bisa terus terdegradasi dan publik tanah air ogah lagi pilih Jokowi. Ujung-ujungnya tumbang di 2019,” kata Ferry.
Ferry juga menyoroti penuntasan kasus mobile 8 yang menyeret petinggi Perindo Hary Tanoe. Kata dia, hingga kini kasus itu belum juga terselesaikan alias mangkrak.
“Kasus ini saja mangkrak, publik pasti persepsinya macem-macem. Ngambang dan tidak ada kejelasan,” bebernya.
Lebih jauh, Ferry menuturkan jika sekarang Presiden kembali menyatakan mau mengganti anggota kabinet yang kinerjanya buruk atau diduga tersangkut kasus korupsi, itu patut diapresiasi. Apalagi, jika kemudian benar-benar diwujudkan dalam waktu dekat ini.
“Masyarakat Indonesia terus menunggu keseriusan Presiden Jokowi untuk mengganti Prasetyo,” pungkasnya.