Jakarta – Ahmad Farhan sebagai Ketua Organisasi Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI mengajak serta generasi muda untuk menghindari politik identitas pada Pemilu 2024. Secara tegas, ia mengatakan bahwa, masyarakat di Indonesia lebih membutuhkan politik berkualitas dibandingkan hanya kepentingan politik identitas.
Menurutnya, demokrasi di Indonesia menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, salah satunya yakni merebaknya kepentingan politik identitas yang dapat memecah belah serta menimbulkan permusuhan yang sangat tajam antar anak bangsa. menjadikan agama sebagai senjata politik tentu saja merupakan hal yang berbahaya, sehingga diharapkan Pemilu 2024 di Indonesia nantinya dapat berlangsung secara demokratis dan rasional.
Ahmad Farhan merupakan ketua organisasi perhimpunan remaja masjid (PRIMA) periode 2018-2023 berpandangan, politik identitas tidak bisa dihilangkan begitu saja di Indonesia. Pasalnya, identitas masyarakat Indonesia yang masih memegang adat istiadat yang kuat.
Dia menilai bahwa kepentingan politik identitas cukup mengkhawatirkan serta menimbulkan keretakan terhadap akar persatuan dan keutuhan bangsa. Untuk itu, pihaknya juga mengajak kepada segenap elemen bangsa terutama para remaja untuk menyuarakan tolak politik identitas sebagai alat untuk meraih suara elektoral pada Pemilu 2024 mendatang.
Pada kesempatan berbeda, Ahmad Farhan mengatakan, memasuki tahun politik, banyak aktor politik yang berpikiran sempit demi memuluskan kepentingannya.
“Bahkan ada yang berbuat licik dengan mengusung isu atau simbol keagamaan. Hal ini tentu saja harus diwaspadai bersama karena sangat berbahaya bagi kesatuan bangsa. Terlebih banyak yang menyusupkan kegiatan politik mereka kepada kegiatan para remaja untuk menarik simpatik para kaum remaja.” tegas dia.
Ahmad Farhan sebagai Ketua Organisasi Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI menyatakan sikap dan berpesan kepada seluruh anggota PRIMA DMI agar :
1. Jangan jadikan Masjid sebagai Panggung Politik
2. Kepada seluruh pengurus perhimpunan remaja masjid jangan memberikan kesempatan kepada politikus untuk menjadikan setiap kegiatan remaja masjid sebagai tempat politik identitas
3. Bersikap netral dan tidak berpihak ke siapapun dalam menjalankan tugas sehari sehari sebagai anggota pengurus perhimpunan remaja masjid.
4. Serta menjaga sikap dan nama baik organisasi perhimpunan remaja masjid