Jakarta – Pengamat Intelijen sekaligus Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) Stanislaus Riyanta mengakui bahwa program Polisi RW merupakan ide menarik untuk mencegah suatu kerawanan.
Tidak hanya di musim politik saja, melainkan untuk jangka panjang.
“Tidak ada Polri setengah jam saja situasi jadi kacau. Jadi Polisi RW ini idenya menarik karena Polisi akan menempatkan di basis masyarakat yang ada kerawanan,” tegas Stanislaus Riyanta.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi podcast Koma.id bersama Polkasi bertema “Strategi Komunikasi Politik dan Ancaman Polarisasi Pemilu 2024”, Rabu (7 Juni 2024).
Menurut Dosen SKSG UI itu, dalam teorinya jika kerawanan itu ditutup maka ancaman tidak akan terjadi. Jadi kaitannya dengan Polisi RW, jika personel Polri hadir ditengah masyarakat dengan melakukan patroli, sambang, maka memastikan tidak ada ancaman yang muncul.
“Isu-isu polarisasi, penggunaan politik identitas akan menutup kerawanan sehingga celah-celah itu ditutup dari kelompok-kelompok yang membuat ancaman,” sebutnya lagi.
Kata Stanislaus, Polisi dalam hal ini sudah melakukan upaya mengutamakan pencegahan karena menerjunkan personilnya ke tingkat paling rendah di tingkat RT dan RW.
“Ada yang merasa terganggu karena tidak punya celah kerawanan lagi, dan aktor itu tidak bisa membuat ancaman. Jika tidak melanggar hukum kenapa harus takut dan risih sama Polisi,” tandasnya.