Semarang – Staff Khusus BPIP Antonius Benny Susetyo bertemu dengan 25 pengurus dan Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah pada Rabu 14 Juni 2023 di Semarang Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini, Benny, begitu ia biasa disapa memperbincangkan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dan kaitannya dengan Pancasila.
Dalam kesempatan pertama, Benny mengetengahkan hasil survey Setara yang menyatakan bahwa 83,3 persen siswa SMA yang menjadi responden menyatakan bahwa Pancasila bukan ideologi permanen dan dapat diganti, sementara 35 persen dari mereka mengatakan bahwa diperbolehkan melakukan kekerasan untuk membela agama. Hal tersebut dapat dimengerti karena dalam 23 tahun generasi muda mengalami distorsi sejarah Pancasila, karena pelajaran Pancasila ditiadakan di bangku sekolah, para siswa menjadi cenderung permisif terhadap hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan Pancasila.
Padahal Bung Karno dalam memformulasikan Pancasila sendiri sudah mengikutkan agama, adat dan budaya yang sudah menjadi dasar berkehidupan bangsa Indonesia.
“Jadi hendaknya kita tidak berlarut larut dalam kondisi yang menafikan Pancasila dan hendaknya kita jangan mundur lagi.” tegas staff khusus Lembaga yang dikepalai Profesor Yudian Wahyudi itu
“Pancasila bukan hal asing yang datang dari luar, tetapi Pancasila lahir dari nilai-nilai luhur yang hidup dan berkembang di dalam kita sebagai bangsa Indonesia. Karenanya nilai Pancasila harus dihabituasikan oleh masyarakat hingga keberadaan Pancasila sebagai living dan working ideology dapat benar benar terlaksana. Itu yang harus selalu kita sadari bersama.” lanjut Doktor Komunikasi Politik tersebut.
Benny juga berharap PWI Jawa Tengah untuk senantiasa dapat menggaungkan dan menginformasikan buku bahan ajar pendidikan Pancasila kepada Masyarakat di wilayah Jawa Tengah.
Benny menilai masyarakat perlu tahu dan mengerti mengenai Pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan nasional merupakan tindak lanjut atas lahirnya PP No 4 tahun 2022, yang mengembalikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dalam pendidikan nasional. Hal ini bertujuan untuk kembali menghasilkan peserta didik berkarakter Pancasila, tidak hanya sebatas teori dan retorika namun juga benar-benar dilaksanakan secara praktis dan efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Bahan Ajar yang keberadaannya diapresiasi oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam sambutannya ini terdiri dari 15 buku bahan ajar Pendidikan Pancasila dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi yang disusun oleh BPIP.
Rencananya lebih lanjut selain Buku-buku yang akan djgunakan oleh 55 Juta Siswa dan 3,5 Juta Guru BPIP juga akan Membuat materi lanjutan yang akan digunakan sejumlah intansi terkait seperti MPR, Kemendikbudristek, BRIN, Lemhanas, dan Pertinasia.
Sebagai penutup dalam diskusi yang dihadiri oleh seratus orang wartawan Anggota PWI dari segala penjuru di kawasan Jawa Tengah Itu Benny menyatakan bahwa “Hendaknya para wartawan dapat selalu menggaungkan narasi narasi kedamaian, toleransi dan keberagaman. Wartawan juga harus menyebarkan informasi kembalinya pendidikan Pancasila ke seluruh Negeri hingga Pancasila kembali benar-benar menjadi dasar berkehidupan berbangsa dan bernegara.”