Oleh: Ayik Heriansyah
Bulan Rajab bulan duka lara para penggila Khilafah dari kelompok Hizbut Tahrir. Mereka meyakini di bulan ini Khilafah Turki Utsmani secara resmi runtuh, hilang dari muka bumi. Inggrislah biangnya kata mereka.
Lalu, mengapa mereka tidak menyerang balik Inggris, melancarkan manuver politik guna meruntuhkan Kerajaan Inggris, dan dibangun Khilafah di atasnya? Mengapa mereka tidak menggalang opini publik di sana, menyusup ke militer Inggris, mengarahkan dan menggunakan tentara Inggris untuk mengkudeta Ratu Inggris?
Ada apa sebenarnya antara Inggris dengan Hizbut Tahrir? Menurut hasil penelitian tesis Muhsin Radhi anggota HT Irak di Universitas Baghdad 2008, bahwa Taqiyuddin an-Nabhani telah merintis Hizbut Tahrir pada tahun 1949. Satu tahun setelah pendirian negara Israel di tanah Palestina. Taqiyuddin an-Nabhani pasti mengetahuinya.
Lahirnya negara Israel yang dibidani oleh Inggris, membuat gejolak seantero Arab. Semua negara Arab menolak kehadiran negara Yahudi di kawasan. Negara-negara Arab menyatakan perang. Terjadi perang Arab-Israel 1948-1949.
Di tengah gejolak masyarakat Arab tersebut, Taqiyuddin an-Nabhani dan pengikutnya alih-alih turut serta memerangi Israel, malah mengancam akan mengambil alih pemerintahan negara-negara Arab dengan dalih mendirikan Khilafah.
Akibatnya, konsentrasi negara-negara Arab menjadi terpecah-pecah. Satu sisi mereka harus perang melawan Israel, pada saat yang sama mereka menghadapi manuver Hizbut Tahrir yang menyusup ke tubuh militer dengan alasan thalabun nushrah. Negara-negara Arab jadi disibukkan oleh Hizbut Tahrir.
Hizbut Tahrir mencatat sejak 1962 sudah puluhan kali upaya kudeta militer yang mereka lakukan, namun belum membuahkan hasil. Negara Yordania yang berada di front terdepan sebagai penjaga bumi Palestina, yang paling dahulu dan paling banyak mendapat serangan politik dari Hizbut Tahrir.
Seharusnya, di tengah situasi perang Arab-Israel, Hizbut Tahrir mendukung negara-negara Arab dengan menggalang opini dan massa. Hizbut Tahrir harus mengkampanyekan #tolaknegaraisrael.
Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Apa yang dilakukan Hizbut Tahrir terhadap negara-negara Arab sangat menguntungkan Israel. Musuh-musuh Israel menjadi lemah dengan sendirinya karena serangan dari dalam negara-negara tersebut yang didalangi Hizbut Tahrir.
Umat pun curiga, jangan-jangan Hizbut Tahrir adalah salah satu proxi Inggris dari sekian banyak proxi Inggris di dunia Islam. Melihat rekam jejak Hizbut Tahrir di Arab pasca pendirian negara Israel dan di Inggris pada masa kini, kecurigaan umat ini cukup beralasan.