JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan bahwa persoalan judi online dan scamming online yang menjadi perhatian negara, khususnya Kepolisian patut untuk ditindaklanjuti dengan serius.
Ia masih memiliki harapan besar, bahwa Polri memang sangat serius dalam menuntaskan kasus judi online yang sudah meresahkan masyarakat. Terlebih dengan munculnya sosok berinisial T yang sempat mencuat dari mulut Kepala BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Benny Rhamdani.
“Saya pikir informasi yang disampaikan Benny akan ditindaklanjuti Polri untuk menambah informasi dalam proses penyelidikan dan penyidikan kasus judi online ya,” kata Habib Syakur kepada wartawan, Minggu (28/7).
Apalagi kabar bahwa Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro juga telah menjadwalkan undangan kepada Benny untuk diminta penjelasannya terkait dengan inisial T yang disebut-sebut sebagai orang yang kuat di balik bisnis judi dan scamming online itu.
“Senin besok kan Benny diminta keterangannya, artinya di situ jadi kesempatan Benny membongkar sosok T ke Polisi untuk bisa ditindaklanjuti secara serius,” ujarnya.
Jangan Abaikan Kasus Pekerja Migran
Pun demikian, Habib Syakur berharap agar kasus sosok berinisial T ini disikapi secara proporsional oleh semua kalangan. Artinya, jangan sampai inisial ini menjadi sesuatu untuk menutupi sesuatu yang tak kalah besar, seperti kasus perdagangan orang dan tenaga kerja indonesia (TKI) ilegal.
“Ya tentu, jangan sampai inisial T ini untuk menutupi dan mengalpakan persoalan buruh migran kita. Kasus perdagangan orang dan TKI jalur ilegal,” tutur Habib Syakur.
Apalagi jika berkaca pada laporan dari Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, bahwa sepanjang tahun 2024 saja, ada 698 orang menjadi korban dari TPPO (tindak pidana perdagangan orang) dari kalangan PMI (Pekerja Migran Indonesia).
“Kalau kita kutip data, korban TPPO untuk periode Januari sampai Juli 2024 ini adalah 698 orang. Ya kalau diakumulasi dengan data tahun 2023 tentu datanya ribuan ya. Dan ini harus jadi fokus kita juga,” tandasnya.
Ia hanya memperingatkan agar apa yang disampaikan soal sosok berinisial T menjadi bagian dari dalih Benny Rhamdani menutupi persoalan serius di sektor pekerja imigran Indonesia yang seharusnya menjadi fokus utamanya.
“Kita hanya berharap Benny tidak mengalihkan fokus masyarakat. Sebab ada pekerjaan serius yang harusnya ditanganinya. Kalau memang ada info soal T, cukup sampaikan ke Polri atau aparat penegak hukum lainnya. Agar tidak menjadi bias,” pungkasnya.
Sosok Inisial T
Sebelumnya, Benny Rhamdani mengaku mendapatkan informasi tentang sosok besar berinisial T yang menjadi bagian dari pelaku bisnis judi online dan scamming online. Sosok ini ia sebut sangat kuat dan sepanjang Republik Indonesia berdiri, ia sama sekali tidak pernah tersentuh oleh hukum.
“Saya cukup menyebut inisialnya T aja paling depan, yang kedua saya nggak perlu sebutkan. Dan ini saya sebut di depan presiden. Boleh ditanya kepada Pak Menko Pak Mahfud MD saat itu, ya,” kata Benny dalam pidatonya di acara Pengukuhan Kawan Pekerja Migran Indonesia (Kawan PMI) Wilayah Provinsi Sumatera Utara T.A 2024, Selasa (23/7) lalu.
Ia mengklaim bahwa informasi soal sosok T ini telah ia sampaikan langsung di hadapan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet di Istana Kepresidenan.
“Presiden kaget, pak Polri kaget. Agak cukup heboh rapat terbatas saat itu,” imbuhnya.
Atas informasi yang disampaikan tersebut, Benny kabarnya akan diundang oleh Bareskrim Mabes Polri untuk diminta keterangannya sebagai saksi, karena kasus judi online sedang dalam proses penyidikan oleh Kepolisian.
“Kepala BP2MI kami panggil untuk sebagai saksi besok, hari Senin,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim.