Jakarta – Pimpinan Majelis Baitus Sunnah wat Tazkiyah Dr. H. Ribut Nur Huda tidak mempermasalahkan perihal imbauan Kemenag melalui Kominfo yang meminta televisi menampilkan teks berjalan saat adzan Maghrib selama misa akbar Paus Fransiskus.
Hal itu sebagai bentuk toleransi dan penghormatan, dan memastikan adzan masih berkumandang di Masjid-Masjid di seluruh Indonesia.
“Sebenarnya tidak ada masalah, adzan di TV itu sekedar pengingat waktu sholat bagi yang akan melaksanakan. Adzan panggilan sholat yang sesungguhnya dilakukan di Masjid bukan di TV, dengan tujuan agar umat Islam sekitar, pergi ke masjid untuk shalat berjamaah,” ungkapnya, hari ini.
Dia kembali menegaskan bahwa panggilan adzan itu ajakan shalat berjamaah, bukan sebatas penanda waktu shalat.
“Jadi running text atau tidak di TV, tidak jadi patokan,” ucapnya lagi.
Dr. H. Ribut Nur Huda mengutip beberapa ayat suci Al Quran dan hadist soal toleransi yakni QS Mumtahanah [60] ayat 8
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”
Selanjutnya, hadist riwayat Muslim dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”
Serta hadist Riwayat Buchori Muslim
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
Artinya: “Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “’Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)’.” (HR Al-Bukhari).