JAKARTA – Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sekaligus Ketua PBNU Kyai Said Aqi Siradj menegaskan pihaknya komitmen dan sepakat menjadi organisasi penjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta menaati UUD 1945 dan Pancasila. Apalagi, kata Kyai Said, LPOI memiliki visi yakni mewujudkan Ukhuwah Islamiyah yang kokoh di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Sementara misinya ada 3 antara lain pertama meningkatkan Dakwah Islamiyyah yang Rahmatan Lil Alamin, kedua mewujudkan soliditas dan solidaritas Umat Beragama, ketiga meningkatkan kerjasama ormas Islam dalam mewujudkan perdamaian dunia,” tegas Kyai Said.
Hal itu mengemuka dalam Konferensi Pers pernyataan 14 organisasi Masyarakat Islam dalam Naungan LPOI di Kantor LPOI Jalan Kramat VI Senen Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2019).
Turut hadir organisasi yang masuk dalam naungan LPOI yakni Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), Al Irsyad Al Islamiyah, Mathlaut Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), Az-Zikra, Syarikat Islam (SI), Al Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Persatuan Ummat Islam (PUI), Himpunan Bina Muallaf Indonesia (HMBI), Nahdlatul Wathan.
Sementara itu, Sekjen LPOI dari Syarikat Islam (SI) Lutvi A Tamimi menyatakan bahwa LPOI adalah sebagai lembaga silaturahim Ormas Islam dengan visi misi Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan pihaknya bersyukur organisasi yang tergabung memiliki kesamaan sikap jika terdapat masalah politik kebangsaan atau praktis.
“Kami Ormas Islam saat ini mendukung Pemerintah untuk mengeksekusi Bandar Narkoba, kemudian mendukung Densus 88 begitu juga BNPT dan kami menyikapi dengan tegas tentang pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena sudah jelas Khilafah adalah anti Pancasila,” beber Lutvi.
Dilanjutkannya, ketika ada masalah tentang ISIS atau teroris di Indonesia, pihaknya bersama-sama membantu aparat keamanan untuk memberantas terorisme yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia.
“Kita tumbuhkan sikap Nasionalisme untuk bangsa Indonesia. Sikap Nasionalisme juga merupakan sebagian dari Iman, kita juga patut mencontoh para tokoh pendahulu kita yang memiliki sikap Nasionalis dan religius,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Umum Al- Irsyad Al Islamiyyah Dr. Faisol Bin Madi, menyatakan pihaknya berkomitmen mempererat kembali tali persaudaraan sesama umat Islam pasca menghadapi Pilpres 2019. Dan kedepan Al Irsyad akan solid untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Tidak ada lagi 01 maupun 02 yang ada adalah persatuan Indonesia harus dijaga, karena hal itu lebih paling utama dibandingkan dengan lainnya, anak cucu kita yang nantinya akan merasakan,” bebernya.
Hal senada juga dilontarkan perwakilan dari (PUI) Sarjanuddin, juga ikutan mendukung penuh kebijakan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih dan akan menjaga kesatuan dan persatuan NKRI dari adanya gangguan keamanan.
Ketua umum Al Ittihadiyah Lukmanul Hakim, lebih menghimbau akan bahaya berita – berita hoax yang saat ini gentayangan di media sosial yang masih menyudutkan pemerintah dan kelompok tertentu.
“Masalah ini sangat mengganggu karena masih banyaknya masyarakat yang minim pengetahuan, sehingga dimungkinkan masyarakat tersebut akan mudah terkena hasutan yang mengakibatkan timbulnya kebencian terhadap permerintah,” sebutnya.
Al Ittihadiyah pun menyatakan siap bekerja sama dengan pihak yang berwajib untuk melawan adanya berita hoax dan akan terus melakukan dakwah-dakwah yang menyejukan di tengah – tengah masyarakat sehingga dengan begitu dapat menjadi penyeimbang adanya berita berita hoax.
Perwakilan dari PITI an. M. Syarif Tanuwijaya, menekankan dalam pencegahan paham radikalisme melalui kepedulian warga masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya dan mau membuka wawasan serta mengembangkan cara berpikir dengan seluas-luasnya. Karena didalam Al Qur’an pada ayat pertama telah diperintahkan kepada umat muslim untuk membaca (Iqro) dan berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan serta memahami agama Islam secara sempurna.
Lebih lanjut, perwakilan dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), menegaskan pihaknya siap membantu menjaga keamanan dan melawan apabila terdapat ormas yang akan mengganggu kedaulatan NKRI.
“Kami siap melawan terhadap kelompok Islam 212 yang tidak sepaham karena arahnya dapat memecah bela bangsa,” tuturnya.
Lebih jauh, Oke Setiadi Affendi dari Mathlaul Anwar, meminta kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk memperketat pengawasan terhadap pergerakan langsung para Diplomat asing ke Wilayah wilayah NKRI serta pengawasan aliran dana asing kepada yayasan dan perorangan.
Dan perwakilan dari Al Washliyah AN. H. Ares B, mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk bersama-sama merajuk kembali tali sillaturahmi atau uhuwah islamiyah demi keutuhan NKRI.
“Jangan lagi mengedepankan ego masing-masing hanya karena beda pilihan pada saat Pilpres 2019,” kata Ares.
Baharuddin Husin (Azikra), menyerukan bahwa NKRI adalah harga mati bagi setiap warga Negara Indonesia. Jadi apabila ada orang Indonesia yang menjelek – jelekan Presidennya itu sama saja teroris bahkan lebih buruk dari teroris.
“Apabila ada orang orang begitu harus di tangkap karena Negara sendiri saja disalahkan dan orang itu sangat berhaya apabila di liarkan,” tandasnya.
Dalam konferensi perss tersebut, masing – masing tokoh dalam ormas naungan LPOI siap mendukung kebijakan Pemerintah dan menjaga NKRI serta mengajak kepada masyarakat untuk merajut kembali tali persaudaraan umat pada semua elemen bangsa Indonesia pasca kegiatan Pilpres 2019.