Depok, 30 September 2021. Universitas Indonesia (UI), PT Etana Biotechnologies Indonesia, PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamina BM IHC) menjalin kerja sama strategis yang diharapkan akan memberi kontribusi dalam kemajuan ekosistem industri kesehatan di Indonesia melalui kolaborasi Penelitian dan Pengembangan Obat Berbasis Bioteknologi. Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan naskah Perjanjian Kerja Sama Induk di Balai Kirti, Pusat Administrasi Universitas, pada Kamis, 30 September 2021.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi drg. Nurtami, Ph.D., Sp.OF(K) yang mewakili Rektor UI, Direktur Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia Nathan Tirtana, dan Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K), MPH. Dalam acara tersebut, turut hadir Wakil Rektor UI Bidang SDM dan Aset Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA, Direktur Utama Rumah Sakit UI dr. Astuti Giantini, Sp.PK, MPH., Dekan Fakultas Farmasi Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dr. Anis Karuniawati, PhD, SpMK(K), dan Manajer Akademik/Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat Dr. Robiana Modjo, SKM., M.Kes.
Dalam kata sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor UI Bidang SDM dan Aset Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA, Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E, M.A, Ph.D., menyampaikan bahwa penandatanganan PKS ini merupakan bukti konkret kontribusi Universitas Indonesia dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan dan menciptakan ketahanan kesehatan Nasional. “Riset bioteknologi sudah banyak dilakukan, tetapi mungkin hilirisasi masih perlu dorongan dan kolaborasi banyak pihak. Kami menyambut gembira kolaborasi antara industri bioteknologi dan penyelenggara Kesehatan, sebagaimana program pemerintah bahwa kolaborasi riset antara perguruan tinggi dan industri perlu terus dilakukan untuk mendorong hilirisasi riset,” kata Prof. Ari.
“Kolaborasi antara universitas selaku institusi pendidikan tinggi dan industri kesehatan sangat penting dilakukan, karena melalui kolaborasi ini dapat diciptakan solusi-solusi atas permasalahan yang terjadi di negara ini, terutama di bidang kesehatan,” ujar rektor UI. “Untuk menghasilkan pengetahuan dan produk yang berdampak bagi masyarakat Indonesia, sumber daya manusia dan riset di perguruan tinggi, dan kolaborasi dengan pelaku usaha dan institusi kesehatan, perlu disiapkan untuk memperkuat peran bioteknologi yang mendukung layanan kesehatan,” ujar Prof. Ari.
Bioteknologi telah berkembang di Indonesia sejak lama, kata Nurtami, Ph.D., dan pergerakannya dipengaruhi setidaknya oleh tiga faktor pendukung. Faktor pertama adalah penelitian dalam bidang bioteknologi. Faktor kedua adalah sumber daya manusia dalam pengembangan produk dan implementasi hasil riset bioteknologi. Faktor ketiga adalah sarana dan prasarana pendidikan dan penelitian bioteknologi, kekuatan industri, dan fasilitas layanan kesehatan.
“Latar belakang tersebut mempertemukan kita pada hari ini dalam penanda tanganan kerja sama penelitian dan pengembangan obat berbasis bioteknologi. Kami berharap, melalui kolaborasi UI dengan PT Etana Biotechnologies Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri produk farmasi dan kegiatan konsultasi serta manajemen bersama dengan PT Pertamedika IHC sebagai institusi yang bergerak di bidang Jasa Perumahsakitan yang merupakan Holding Rumah Sakit BUMN dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk memperkuat peran bioteknologi yang mendukung layanan kesehatan,” ujar Nurtami, Ph.D.
Direktur Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia, Nathan Tirtana, mengatakan PT Etana Biotechnologies Indonesia sebagai salah satu perusahaan kesehatan di Indonesia terus berupaya melakukan penelitian dan pengembangan produk khususnya obat-obatan yang berbasis bioteknologi. Etana memiliki tujuan untuk melayani pasien dengan menyediakan produk biofarmasi berkualitas tinggi, terjangkau dan inovatif dengan semangat untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia. “Kami berharap tercipta sinergi yang baik lintas industri dalam membantu perkembangan ekosistem industri kesehatan, khususnya obat berbasis biofarmasi untuk mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan dan menciptakan ketahanan kesehatan Nasional,” ujarnya.
Direktur Utama Pertamedika IHC, Dr.dr Fathema Djan Rachmat, menyampaikan bahwa kerja sama ini ditujukan untuk penelitian dalam menemukan pengobatan atau terapi cancer baru. “Harapan saya kerja sama ini dapat menjadi suatu kolaborasi baru yang menciptakan values baru dalam pengobatan cancer. Tidak saja karena obat-obatan ini diproduksi di Indonesia sehingga akan menghasilkan terapi dengan harga yang ekonomis dan terjangkau, namun yang membanggakan buat kita adalah, bahwa obat-obatan ini diproduksi di negeri sendiri, dan dibuat oleh tangan-tangan ahli anak bangsa ini,” ujarnya.
Menurut Rektor UI, “Universitas Indonesia senantiasa aktif memberikan solusi atas berbagai macam permasalahan masyarakat Indonesia. UI mewujudkan solusi itu lewat langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk bertransformasi menjadi sebuah Entrepreneurial University,” ujar Prof. Ari. Kemitraan ini meliputi kolaborasi pelaksanaan di bidang penelitian dan pengembangan obat berbasis bioteknologi.
Selain itu, UI dan mitra strategis ini akan melaksanakan diskusi dan tukar-menukar informasi yang terkait dengan perkembangan bioteknologi di bidang pengobatan; dan mengupayakan hasil penelitian dan pengembangan, untuk dapat dikembangkan dan diproduksi dalam skala industri, serta memasarkannya termasuk pengembangan produk-produk baru.
PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) berdiri sejak tahun 2015 dan merupakan perusahaan bioteknologi di Indonesia yang fokus pada produksi dan komersialisasi biologi di bidang onkologi untuk pasar Asia Tenggara. Saat ini Etana memasarkan EPO (Erythropoietin) di Indonesia untuk pengobatan anemia pada pasien penyakit ginjal kronis. Etana memiliki fasilitas produksi bioteknologi yang telah memenuhi standar internasional dan BPOM. Fasilitas produksi Etana memiliki kemampuan untuk memproduksi biosimilar/biology sterile solutions dengan pengemasan injeksi PFS.
PT Pertamedika IHC adalah anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang industri jasa layanan kesehatan. Sejak 21 Desember 2016, perusahaan ini resmi ditunjuk oleh Kementerian BUMN sebagai induk holding 75 Rumah Sakit dan 143 Klinik BUMN di Indonesia. Ke depannya, Pertamedika IHC akan membangun center excellent cancer untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penderita cancer dan meningkatkan kualitas layanan. Selain itu, sebagai research hospital, Pertamedika IHC berfokus pada penelitian untuk pengobatan masa depan atau penyakit baru seperti Covid-19.