NTT – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar dialog Jejaring Panca Mandala di dengan tema “Membangun Sinergitas Membumikan Pancasila di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Rabu, (8/12/2021).
Selain unsur Pemerintah setempat dialog perumusan ini juga diikuti stakeholders lainnya seperti unsur dunia pendidikan, unsur organisasi kemasyarakatan, unsur media, unsur dunia usaha dan lain sebagainya.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialiasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso mengaku bersyukur karena telah bisa melaksanakan dialog dalam merumuskan jejaring Panca Mandala di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Meski Covid-19 masih ada namun tetap waspada. Dengan adanya jejaring Panca Mandala ini diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat merata dirasakan di negara Indonesia yang luas daerahnya dan besar ini”, ujarnya.
Ia juga menegaskan Pancasila merupakan tujuan para pendiri bangsa yaitu negara yang merdeka, berdaulat adil dan makmur, sehingga ditekankan peran panca mandala dapat mampu bergotong royong dengan BPIP untuk mewujudkan cita-cita bangsa itu.
“Pancasila sebagai dasar negara, sebagai pemersatu diantara perbedaan, sebagai pandangan hidup, maka dengan kokohnya Pancasila dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, cita-cita bangsa akan terwujud”, jelasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi NTT Yohanes Oktavianus mengapresiasi kepada BPIP karena ada niat baik sudah menginisiasi, memfasilitasi dan memiliki semangat bersama untuk membumikan nilai-nilai Pancasila di daerah Flobamorata ini.
Ia juga berharap dengan hasil diskusi ini menghasilkan rumusan tentang Panca Mandala dan program Pembinaan Ideologi Pancasila yang dapat direkomendasikan kepada Gubernur NTT dan BPIP pada pelaksanaan pelantikan yang akan dilaksanakan pada hari kamis, (8/12/2021).
“Saya berharap dengan adanya dialog ini dapat menghasilkan rumusan materi pembinaan ideologi Pancasila yang bermanfaat untuk masyarakat”, tutupnya.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, mengungkapkan pentingnya kerjasama antar unsur-unsur yang terlibat dalam perwujudan nilai-nilai Pancasila di Indonesia.
“Ada unsur-unsur yang harus bekerjasama: pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, akademisi sebagai pencetak generasi masa depan; pelaku bisnis, tokoh masyarakat dan media juga berperan besar dalam menyiarkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat,” katanya.
Menurutnya, Pancasila harus benar hidup dalam tingkah laku dan pikiran masyarakat, sehingga juga bisa menjadi filter bagi informasi-informasi yang masuk kepada masyarakat.
“Semua pihak harus bersinergi, untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang benar hidup dalam tingkah laku masyarakat. Seperti di NTT, saya berharap akademisi di NTT dapat merumuskan apa yang menjadi prioritas di NTT, lalu membuat struktur organisasi dengan kepengurusan yang berdasarkan Pancasila dengan wakil dari semua unsur, dan menetapkan target capaian dalam aplikasi nilai-nilai Pancasila yang luhur,” katanya seraya menutup paparannya.
Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama BPIP Elfrida Herawati Siregar mengatakan pembentukan Panca Mandala di Provinsi NTT bukan lagi sebatas penggalian nilai-nilai Pancasila tetapi Pancamandala NTT sebagai teladan nilai-nilai Pancasila, karena Pancasila sudah digali dari NTT.
“Kami mendorong terbentuknya Panca Mandala di NTT karena BPIP tidak bisa sendiri dalam membumikan Pancasila dengan kesukarelaan”, ujarnya.
Ia berharap terbentuknya Jejaring Panca Mandala di NTT sesuai dengan budaya, adat atau lokal wisdom Provinsi NTT, sehingga pembumian Pancasila dapat diterima di tengah-tengah masyarakat.