Jakarta – Keluarga almarhum Sardjono Jhony mengultimatum anggota DPRD DKI Adi Kurnia untuk segera meminta maaf. Hal ini buntut viralnya video tari perut atau belly dance direksi TransJakarta.
“Saya tegaskan untuk yang terhormat Bapak Adi Kurnia, kita sesama muslim ya, saya keluarga Tubagus Martadipura sangat tersinggung dengan video yang beredar saat ini,” ujar juru bicara keluarga Tubagus Amir Martadipura, R Tonny Hydrato, kepada wartawan, Selasa (14/12/2021).
“Dalam waktu 2×24 jam, saya minta secara gentle, tolong Anda meminta maaf, datang langsung ke rumah kontrakan almarhum, jangan mencari pembenaran diri sendiri, kalau tidak akan saya laporkan secara hukum,” sambungnya.
Tonny menegaskan akan mengejar siapa pun yang terlibat dalam penyebaran video tersebut. Jika tidak ada pernyataan maaf, pihaknya akan membawa masalah ini ke jalur hukum.
“Kalau tidak, saya akan lapor secara hukum dan lebih ekstrem lagi saya akan kejar, karena harga diri dan martabat keluarga sudah dihina,” ujarnya.
Lebih lanjut, kuasa hukum SPTI, Ade Drajat, mengatakan video viral tersebut tidak ada hubungannya dengan kecelakaan TransJakarta yang terjadi belakangan ini.
“Video ini nggak ada sangkut paut dengan kecelakaan TransJ, karena kecelakaan ini jauh dari rentetannya dengan peristiwa, nggak ada sangkut pautnya,” ujarnya.
Ade berharap pihak-pihak yang terlibat dalam penyebaran video memberikan klarifikasi.
“Saya berharap yang menyebarkan video tolong klarifikasi karena ini sangkut pautnya dengan keluarga almarhum,” ujarnya
Diketahui, video rapat direksi TransJ sambil menonton tari perut viral di media. Pihak keluarga memberikan klarifikasi, dengan mengatakan video tersebut terjadi hampir dua tahun lalu.
“Peristiwa yang disebut oleh oknum anggota DPRD tersebut terjadi hampir 2 tahun yang lalu, bertempat di Turki Restaurant, Kemang, Jakarta Selatan,” ujar juru bicara keluarga almarhum Sardjono Jhony, Tjahyadi.
Saat kejadian, Tjahyadi mengatakan para direksi tengah rapat membahas visi-misi almarhum sebagai Direktur Utama TransJ yang baru serta menegaskan direksi TransJ tidak mengetahui adanya tari perut di restoran tersebut.
“Penari tidak masuk setengah meter dari pintu tempat rapat, beliau-beliau membelakangi penari dan sama sekali tidak terpengaruh,” tuturnya.
Anggota DPRD DKI F-Gerindra Adi Kurnia sempat mengkritik proses asesmen dan rekrutmen TransJakarta. Adi mengancam soal video jajaran TransJakarta nonton belly dance yang disebutnya striptis.
Hal itu diutarakan dalam rapat bersama PT TransJakarta di Komisi B, DPRD DKI, Senin (6/12/2021). Adi awalnya menyoroti proses perekrutan direksi TransJakarta buntut kecelakaan yang terjadi berturut-turut.
Adi lalu mengaku memiliki video direksi TransJakarta nonton tari striptis, belly dance. Adi mengatakan hal itu di hadapan Plt Kepala Badan Pembina BUMD DKI Jakarta, Riyadi.
“Bapak diskusi ngobrol dengan para operator, Bapak ngobrol di kafe, sambil nonton striptis lagi Bapak, sambil nonton striptis, belly dance. Memakai baju TransJakarta Bapak-bapak. Jangan. Itu sudah mencerminkan gimana, rusak akhlak Bapak-bapak. Jadi saya mau tanya ke Pak Riyadi ini pengawasannya di mana? Jangan ya Pak Syafrin,” ujar Adi, dalam rapat terbuka itu.
“Untuk video itu cukup di saya, nanti kalau viral di masyarakat ini gimana Bapak. Jajaran direksi lengkap Bapak pergi ke kafe, Bapak nonton belly dance, striptis, sambil ngobrol tentang perkembangan transportasi DKI Jakarta,” ujarnya.