Masih ingat dengan tawuran di Untad pada beberapa tahun lalu ? Ya… ada 22 mahasiswa Kehutanan dan 31 mahasiswa Teknik yang terlibat dan telah dinyatakan tersangka oleh pihak kepolisian Resor Palu. Hal itu sangat mencoreng nama baik universitas dan tidak mencerminkan seorang yang terpelajar. Beberapa fasilitas kampus pun rusak karena aksi tersebut. Baru-baru ini Teknik kembali berulah, tawuran kembali pecah di kampus Untad antara mahasiswa fakultas Mapatekno dan fakultas elektro. Sabtu (05/11/2021) pukul 17.00 WITA tawuran terjadi karena hal sepele yaitu diturunkannya pamflet dari mahasiswa Fakultas Mapatekno. Mahasiswa Fakultas Elektro yang tidak merasa menurunkan Pamflet tidak terima dan tawuran yang memakan korban dan merusak fasilitas kampus Untad tidak terhindarkan. Kericuhan juga dipicu adanya oknum mahasiswa yang melakukan gas-gas motor di depan camp mapatekno.
Tidak sampai disitu, Selasa (23/11/2021) kembali terjadi tawuran di Fakultas Teknik, kali ini adalah Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Teknik Mesin. Tawuran terjadi karena aksi saling lempar dengan menggunakan batu antara kedua fakutas teknik tersebut.
Saat terjadi aksi saling lempar, Dekan Fakultas Tehnik BPK. DR. Eng. Ir. Andi Rusdin.S.T., M.T., M.Sc. berupaya melerai kedua belah pihak dan melakukan pertolongan terhadap Korban yang terkena lemparan batu. Usut punya usut bentrokan terjadi dikarenakan adanya keinginan dari kedua Fakultas untuk memiliki gedung Lab Serbaguna.
Kepada awak media, salah seorang mahasiswa teknik menuturkan ada sesuatu yang janggal terkait dengan maraknya kericuhan yang terjadi di Fakultas Teknik Untad. Munculnya Prof. Amar sebagai salah satu penengah dalam insiden menjadi perhatian bagi mahasiswa. Tanda tanya besar saat dirinya dulu menjadi Dekan Teknik dan kalah dalam pemilihan rektor, tawuran teknik dan kehutanan pecah berimbas rusaknya fasilitas negara. Menjelang suksesi rektor saat ini, tawuran di Teknik kembali pecah. Diketahui memang ada beberapa kelompok mahasiswa yang selama ini militan dengan Prof. Amar, terlebih sebelum menjabat sebagai Wakil Rektor Untad Bidang Pengembangan dan Kerjasama, dulunya dia adalah Dekan Fakultas Teknik. Beberapa aksi kerusuhan yang berimbas rusaknya fasilitas kampus yang pernah terjadi di Fakultas Teknik dinilai mahasiswa sebagai spekulasi politik menjelang pemilihan rektor. “Kita semua tahu Prof. Amar adalah orang yang paling getol untuk maju menuju rektor,” tuturnya. Disampaikan juga bahwa selama menjadi Dekan Fakultas Teknik Prof. Amar aktif membantu pergerakan MPM (Mahasiswa Pecinta Mushola) yang kemudian dikenal menjadi MPM Hisbullah yang didalamnya adalah mahasiswa yang memiliki pemahaman khilafah bersama Gema Pembebasan.