Sukoharjo, Jawa Tengah – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyerukan pentingnya gotong royong bersama antar semua sektor dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi kerja yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalam acara seminar dengan tema Forum Dialog “Pancasila Jiwaku” : Sosialisasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim dan Antisipasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Sabtu (04/06/2022).
Seminar ini diadakan secara hybrid, yang dihadiri luring oleh Fajar Agung Wahono dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila,
Antonius Benny Susetyo dan Bagus Windaryatno dari Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian.
Dalam pembukaan seminar, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo menyampaikan bahwa persoalan kemiskinan ekstrim itu terjadi karena banyak faktor yaitu kurangnya inovasi dalam menanggulangi kemiskinan, pengetahuan yang terbatas, kurangnya distribusi pendapatan yang adil, serta kualitas sumber daya manusia yang rendah.
“Pemerintah selalu melakukan upaya-upaya yang efektif untuk mengaplikasikan sila ke-3 dan sila ke-5, yaitu sila Persatuan dan sila Keadilan Sosial melalui sektor infrastruktur untuk menjalankan roda ekonomi dan sumber daya manusia.” tuturnya.
Lebih lanjut, Benny menjelaskan perlunya penggalian potensi yang terdapat di desa yang berorientasi kepada tradisi seperti keunikan desa dan kemampuan desa untuk mampu menciptakan lapangan kerja sehingga dapat dikemas untuk memajukan kesejahteraan desa.
“Kepala Daerah mempunyai kewajiban bersama instansi yang terkait untuk membangun jiwa kerja sama dan gotong royong, karena mengatasi kemiskinan akut tidak bisa jika dilakukan secara sektoral. Maka semua elemen harus kerja.” ucap Benny.
Pakar komunikasi politik tersebut juga menyerukan pentingnya pelaksanaan pelatihan keterampilan serta tersedianya public access bagi rakyat miskin untuk mampu menanggulangi kemiskinan ekstrim.
“Semua sektor harus memiliki prioritas bagaimana kita dapat memetakan desa-desa yang miskin, maka disitulah kita tahu kebutuhan apa yang menjadi urgensitas dari desa tersebut. Maka kemiskinan Ekstrim hanya dapat diatasi melalui kerja bersama.”
Kemudian Benny juga menyatakan bahwa kita harus bersama-sama memberikan keteladanan kepada semua warga negara baik pejabat, tokoh agama, budayawan dan wirausaha dan elite politik untuk menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Kerja.
“Ketika Pancasila menjadi Ideologi Kerja, maka tidak akan ada lagi egoisme sektoral dalam mengatasi kemiskinan, tidak ada lagi mana yang kuat dan mana yang lemah. Disitulah ketika kita mampu bersama-sama mengatasi kemiskinan ekstrim.” jelasnya
“Kemiskinan ekstrim hanya bisa diselesaikan dengan tata kelola pemerintahan. Presiden Joko Widodo mengatakan kita harus bersama-sama memberikan keteladanan seperti kerja sama, gotong royong untuk menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Kerja, maka disitulah kekuatan kita sebagai bangsa yang besar untuk mengatasi kemiskinan ekstrim.”, ujar Benny menutup paparannya.