NTT – Aparatur Sipil Negara sebagai pengabdi Masyarakat hendaknya selalu Patuh terhadap nilai nilai Pancasila karena itu adalah Jiwa dan semangat Sesungguhnya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab kepada negara.
Hal ini disampaikan oleh Antonius Benny Susetyo, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP dalam acara Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila di Lingkungan ASN yang diselenggarakan oleh Deputi Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pada Rabu (6/7/2022).
Acara yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan Luring di Hotel Sotis Kupang ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Ibu Marciana Dominika Jone yang juga menyatakan bahwa komitmen dari seluruh ASN Di wilayah kerja NTT terkhusus Kemenhumham dalam senantiasa setia pada Pancasila.
“Tetap melakukan implementasi dan aktualisasi nilai Pancasila dalam berkehidupan sehari-hari dalam segala aspek kehidupan.” tuturnya.
Para ASN di Nusa Tenggara Timur Juga siap untuk bekerja dan bersinergi dengan unsur lain dalam masyarakat untuk melakukan pembumian yang nyata terhadap nilai-nilai Pancasila.
Dalam acara yang diikuti sekitar 1400 peserta baik daring maupun luring, Antonius Benny Susetyo mengungkapkan lebih lanjut bahwa ASN dalam negara yang multikultural harus senantiasa menjadi garda terdepan dan yang paling setia pada Pancasila.
“Ini sebagai bukti nyata pengabdian bagi masyarakat, bangsa dan negara. Para ASN harus mampu menjadikan Pancasila sebagai Living and Working Ideology yang tidak hanya merasuk kedalam sanubari, namun juga dapat diimpementasikan dan diaktualisasikan melalui kerja nyata oleh ASN di satuan kerjanya masing-masing.
Nilai-nilai Pancasila, menurut Benny harus muncul dan menjelma dalam logos (keilmuan), ethos (kerja nyata) dan pathos (empati) dalam keseharian ASN dalam bertindak, bekerja dan membuat kebijakan hingga tujuan berkebangsaan Indonesia.
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dapat tercapai,” tukasnya.
Lebih lanjut, Benny menyatakan bahwa kita majemuk dan bersatu merupakan bukti paling nyata dari bagaimana bergunanya Pancasila.
“Ini seperti yang dikatakan oleh Ben Anderson bahwa rakyat Indonesia walaupun antar masing-masing pulau dan wilayah mungkin tidak pernah bertemu, namun rasa kebersatuan dan persaudaraannya tetap terjaga dan solid karena Pancasila yang mempersatukan.” jelasnya.
Dalam Acara yang dihadiri oleh peserta dari unsur Kemenhumham Provinsi NTT , Imigrasi, Pemasyarakatan serta ASN di lingkungan pemerintahan Kota Kupang, pemerintahan Provinsi NTT dan ASN dari 21 Kabupaten Kota Seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, Benny juga mengatakan bahwa jangan sampai menjadikan kebijakan dan produk hukum yang dikeluarkan sebagai motif untuk merendahkan kemanusiaan dan diskriminatif.
“Ini penting, karena hukum yang dibuat tidak boleh melukai keadilan sesuai dengan nilai agama, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan keadilan yang tercakup dalam Pancasila.
ASN seharusnya bekerja sesuai dengan mekanisme birokrasi yang baik seperti yang dikatakan Webber yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan dan perintah undang-undang. Kita harus menjadikan Pancasila sebagai Imperative morality sehingga rasa keadilan dalam masyarakat dapat sepenuhnya dicapai oleh para ASN sebagai Manusia yang bermartabat.” jelasnya.
Benny kemudian menjelaskan terkait habituasi, yang menurut Borgu adalah ketika kita menanamkan kebiasaan baik sejak kecil hingga tertanam menjadi habitus dan kebiasaan baik.
“ASN harus dapat menjaga kebiasaan baik dengan menjaga nilai-nilai Pancasila yang nyata dalam kehidupan sehari hari dengan menunjukkan keteladanan pada masyarakat dengan membiasakan disiplin, tidak diskriminatif dan bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan.” tegasnya.
Benny meminta ASN dapat berperan aktif mencegah penyebaran kebencian, Ideologi ideologi utopis dan Hoax yang makin meraja lela.
“ASN dengan lima jarinya diharapkan menjadi komunitas pemutus kata bukan pengiya kata yang senantiasa menjaga dan menyaring konten-konten yang akan disebar , agar jangan berkontribusi pada kehancuran negara yang sama-sama kita cintai ini. Bukti nyata yang dapat dilakukan oleh ASN khususnya di lingkungan Kemenhumham adalah mendukung dengan diundangkannya KUHP yang baru sehingga dengan pasal di dalamnya negara dapat proaktif dalam upaya mencegah terjadinya ujaran kebencian hingga Kebersatuan bangsa dan negara dapat terjaga.” imbuhnya.
Benny menutup paparannya di acara yang antara lain dihadiri oleh narasumber . I Gusti Putu Milawati, S.S., S.H., M.H , Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kumham NTT, Ir. Yohanes Oktavianus, M.M. – Kepala Bakesbangpol NTT dan Yunus Pranatal Silas Bureni, S.H., M.Hum – Perancang Peraturan Perundang-undangan Kanwil Kumham itu dengan menyatakan bahwa ASN harus mulai berpikir dengan mental pengabdian bukan mental jongos.
“Para ASN harus setia pada Pancasila NKRI dan segenap bangsa, ASN tidak boleh berkaki dua dengan terjebak pada Ideologi utopis yang dengan bangga menebarkan konflik, berita palsu dan narasi-narasi negatif yang berujung pada perpecahan bangsa indonesia. Agar Jargon ASN Berahlak yang merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif tidak hanya sebatas teori dan konsep saja namun juga diterapkan secara nyata dalam kehidupan dan pola kerja sehari-hari.” pungkas Benny.