Jayapura – Ketua Pemuda Adat Saireri II Nabire, Ali Kabiay menyampaikan bahwa ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di Nduga dan Pegunungan Bintang, seperti Kelompok Teroris Boko Haram di Nigeria.
Ali menyampaikan bahwa membunuh dan memenggal kepala warga sipil adalah tindakan teroris, apalagi yang menjadi korban adalah warga sipil yang tidak tahu apa-apa.
Hal ini di karenakan ulah KKB atau KSTP, yang membantai 11 warga sipil hingga 9 orang meninggal dunia di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, 16 Juli 2022 dan salah satu korbannya adalah seorang Pendeta atas nama Eliaser Baye, bahkan empat hari kemudian pada tanggal 20 Juli 2022 KKB juga memenggal kepala seorang warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas di Distrik Kawe Awimbon, Pegunungan Bintang.
“Membunuh warga sipil adalah prilaku yang kurang sehat, bahkan sampai memenggal kepala, saya sangat prihatin sekali, warga sipil yang datang untuk bekerja malah di bunuh dengan sadis, apalagi sampai di penggal kepalanya prilaku seperti ini mirip sekali dengan apa yang di lakukan oleh kelompok teroris Boko Haram di Nigeria, hanya untuk memuluskan kepentingan politik ideologis justru rakyat sipil menjadi korban,” ungkap Ali melalui Siaran Pers, Selasa (26/7/2022).
Ali menerangkan, prilaku seperti teroris tersebut tak boleh dibiarkan terus – menerus, karena hal tersebut akan berimbas juga kepada proses pembangunan yang sedang berjalan, dan akan berimbas pula pada pengembangan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua.
“Kami di Papua sangat cinta damai, jadi jika ada prilaku seperi memengal kepala, membunuh warga sipil dan kejahatan lainnya hal itu tidak mewakili kami sebagai orang asli Papua,” katanya.
Dirinya juga berharap aparat keamanan dapat bekerjasama dengan semua pihak, untuk menangkap pelakunya dan ditindak sesuai hukum yang berlaku, dan mencari aktor – aktor di balik pembantaian tersebut.
“Aparat keamanan harus bekerjasama baik itu TNI, Polri maupun pihak terkait lainnya, untuk menangkap pelaku dan diproses sesuai hukum yang berlaku, harus ditindak tegas, sebab membunuh warga sipil adalah perbuatan jahat dan melanggar HAM, apalagi sampai membunuh Pendeta yang nota bene adalah pelayan umat,” tegasnya.
“Saya yakin Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan pasti membalas segala perbuatan jahat yang di rancang KKB atau KSTP. Saya juga menyampaikan turut berduka cita dari hati yang paling dalam. Semoga keluarga yang di tinggalkan di berikan ketabahan dari Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Ali.