PASURUAN –Kegiatan Pengajian dengan judul “Tretes Bersholawat bersama Gus Miftah” yang digelar oleh PAC Gerakan Pemuda Ansor Prigen, bertempat di Jl. Raya depan Gg. Sono, Kec. Prigen, Kab. Pasuruan. Kegiatan tersebut diikuti oleh ±1.200 jama’ah, Sabtu, (25/02/2023) pukul 13.00 s/d 16.00 WIB.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Pasuruan, PJU Polres Pasuruan, Kapolsek Prigen, Forkopimca Kecamatan Prigen, Anggota DPR RI, Anggota DPR Provinsi Jatim, Anggota DPR Kab. Pasuruan, dan Ketua DPC PKB Kab. Pasuruan.
Dalam pengamanan kegiatan Sholawat ini Kapolres Pasuruan telah menerjunkan 100 personil yang tersebar di beberapa titik guna mengatur dan mengurai arus kemacetan di jalan raya sekitar lokasi dan menjaga para jama’ah yang hadir dari aksi gangguan kamtibmas.
Acara diawali dengan lantunan sholawatan oleh Grup Band Padang Howo, dan dilanjutkan dengan Mauidotul Khasanah oleh Gus Miftah, beliau menyampaikan bahwa acara hari ini insyaallah juga akan ditayangkan di channel “Dakwah Bareng Gus Miftah.”
“Sejuknya hawa saat ini, akan menyejukkan hati kita kepada Allah SWT, asalkan kita mau bersholawat kepada-Nya, Begitu beruntungnya kita dilahirkan sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, Allah SWT menciptakan dua makhluk di dunia ini, yakni makhluk hidup dan mati, makhluk hidup dibagi menjadi dua yakni berakal dan tidak berakal, banyak orang mengaku islam namun tidak menjalankan perintah Allah SWT,” ucap Gus Miftah.
Beliau melanjutkan, “Nabi Muhammad SAW mendapat gelar Ulul Azmi oleh Allah SWT dikarenakan kemuliaan yang dimilikinya dan akhirnya muncullah peristiwa Isra’ Mi’raj. Perbanyaklah membaca sholawat, agar kehidupan kita diberkahi oleh Allah SWT. Ummat yang pertama kali masuk surga, yakni ummat Nabi Muhammad SAW, dengan syarat memiliki amal perbuatan yang baik,” kata Gus Miftah.
Senada dengan pandangan dari Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus membacakan rekomendasi Muktamar Internasional Fikih Peradaba dalam peringatan 1 Abad NU di Sidoharjo.
“Nahdlatul Ulama berpandangan, bahwa pandangan lama yang berakar pada tradisi fikih klasik yaitu adanya cita-cita untuk menyatukan seluruh ummat Islam di bawah naungan tunggal sedunia, atau negara khilafah harus digantikan dengan visi baru demi mewujudkan kemaslahatan ummat.” ujar Gus Miftah.
Gus Miftah juga menyinggung terkait pendirian negara khilafah, terutama dalam konteks hubungan dengan nonmuslim.
“Cita-cita mendirikan kembali negara khilafah yang dianggap dapat menyatukan umat Islam sedunia, namun dalam hubungan dengan berhadap-hadapan dengan nonmuslim bukanlah hal yang pantas diusahakan, dan dijadikan sebagai sebuah aspirasi “ pungkas Gus Miftah.