Jakarta – Budayawan, Antonius Benny Susetyo menyoroti korban atas tingginya kasus perdagangan manusia. Benny menilai, buruh migran dan human trafficking adalah masalah yang mendasar, dikarenakan ribuan manusia tak berdosa menjadi korban para mafia yang berkeliaran di tingkat desa, mereka memberikan janji-janji manis, namun dibalik itu mereka telah melukai kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Kita menjadi miris, karena jumlah korban yang terus meningkat itu harusnya segera dihentikan. Presiden Jokowi sudah menegaskan perang terhadap mafia buruh migran, terhadap mereka yang menempatkan secara ilegal dan perang itu harus dimulai dengan memutuskan tali temali proses penyeludupan para butuh migran yang ilegal”, ujar Benny, Pakar Komunikasi Politik.
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu, mengatakan perlunya memutus tali temali jaringan mafia buruh migran. Di sisi lain Benny optimis, bahwa di bawah komando Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit, para mafia perdagangan manusia akan dibasmi.
“Kita yakin dengan Kapolri dibawah komando Jenderal Listyo Sigit, akan mampu mengatasi para mafia dan aktor intelektual serta aktor yang membiayai para buruh imigran yang ilegal itu. Karena aktor-aktor itu sulit disentuh hukum, karena punya baking oknum dari mulai aparat desa, aparat pemerintahan, mulai dari imigrasi, bahkan dari oknum-oknum pejabat yang melindungi mereka”, ujarnya.
Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Selasa (6/6/2023), membentuk Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang atau Satgas TPPO di bawah koordinasi Badan Reserse Kriminal Polri. Satgas TPPO itu kini sedang memburu lima sindikat perdagangan orang.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menekankan, jajaran yang gagal mengungkap kasus perdagangan orang di wilayahnya akan menghadapi konsekuensi serius dicopot dari jabatan atau akan diproses hukum.
”Jajaran kepolisian yang tidak dapat mengungkap kasus TPPO di wilayahnya akan menghadapi konsekuensi serius. Mereka akan diproses hukum dan dicopot dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap penanganan tindak pidana ini,” ucap Kapolri sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).
Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo dalam Paparannya menyatakan bahwa Perlu ada political will dari semua pihak untuk dapat bersepakat dengan negara dengan berani membongkar sindikat perdagangan manusia.
“Maka tidak bisa lagi kalau kita tidak mencoba memutus tali rantai kejahatan kemanusiaan karena kejahatan ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dan inilah keberjalinan Soekarno sejak dulu, Dulu namanya koeli sekarang modern slavery”, tuturnya.
“Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali menjadi: Een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip”, -Ir. Soekarno.