Surakarta – Pimpinan Pondok Pesantren Salman Al Farizi Karanganyar, Ustadz Abdurrahman Baasyir, mengungkapkan bahwa Pancasila ideologi kita adalah ideologi yang paling sempurna. Dengan ketauhidan yang dibunyikan pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa adalah representatif bahwa semua mengakui bahwa Tuhan adalah Maha kuasa.
“Berkotemplasi dengan obyek Pancasila ke dalam Tauhid, maksudnya melakukan perenungan dan memikirkannya dengan tenang dan mendalam.” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Abdurrahman menjelaskan bahwa makna Tauhid dalam proses perjalanan Pancasila untuk bernegara, berdasarkan fatwa MUI pada akhir Mei 2006, ditegaskan bahwa sebagai rumusan The Founding Fathers, Pancasila tidak akan diganti oleh kekuatan politik manapun dalam lintasan sejarah Indonesia.
“Pancasila dalam keadaan apapun dan sampai kapanpun tidak akan diganti oleh kekuatan politik manapun dalam lintasan sejarah Indonesia. Tidak ada upaya penggantian dan perubahan.” ungkap Ustad Iim, panggilan akrabnya.
Pancasila berarti berdampak langsung kepada tergangunya stabilitas dan kelangsungan NKRI. Oleh karena itu Pancasila adalah final untuk Indonesia. Belakangan ini, sejalan dengan merebaknya paham sekularisme Agama, dilajutkan lagi dengan paham Pluralisme Agama, maka dibeberapa kalangan telah pula mulai terjangkit pikiran untuk melakukan sekularisme Pancasila.
“Sebagai ideologi bangsa, Pancasila tidak dapat dilepaskan dengan Agama. Malahan banyak pandangan dan keyakinan tentang pengaruh agama yang begitu kuat dan pengikat Pancasila, khususnya agama Islam, hal mana dibuktikan dengan Sila-kesatu yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti sama dengan kalimat Tauhid.” tegasnya.
Ustadz Iim menjelaskan bahwa pada hakekatnya ungkapan ini bagi orang-orang Islam mengandung tekanan khusus menyangkut kualitas monotheistik prinsip ke-esaan Tuhan yang sesuai dengan ajaran Islam, yaitu tauhid.
“Maka bagi mayoritas rakyat Indonesia, konstitusi ini jika dipandang dari sudut agama, cukup netral.” tandasnya.