Semarang – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan bahwa para tenaga kesehatan hendaknya dapat bahu membahu dengan seluruh lapisan masyararakat dalam upaya mewujudkan sarana dan fasilitas kesehatan yang tidak saja mudah untuk diakses masyarakat namun juga menjamin seluruh warga masyarakat mendapatkan pelayanan yang prima apapun identitasnya.
Hal ini dinyatakan oleh Benny dalam acara Jagong Sehat Pancasila yang diselenggarakan oleh Forum NKRI Sehat dalam rangka pembumian Pancasila Kepada Paramedis di Wilayah Jawa Tengah.
Acara Yang diadakan di Semarang, Jawa Tengah pada Jumat 16 juni 2023 ini antara lain dihadiri oleh Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo, dokter “Kelik” Suhardiyono, SpOT dari Gerakan NKRI Sehat serta unsur tenaga kesehatan, dokter, paramedis dan para Guru Besar yang bergerak di bidang kesehatan di wilayah Jawa Tengah dan unsur kemasyarakatan lainnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh 50 orang ini, Benny yang dalam hal ini mewakili BPIP, menyatakan bahwa setelah keguncangan dunia kesehatan akibat Pandemi COVID-19, bangsa Indonesia sedang berusaha kembali menata pelayanan dunia kesehatan. Perkembangan Ideologi asing non Pancasila yang makin kencang terdengar, khususnya karena perkembangan teknologi di era digital membuat banyak sekali distorsi-distorsi dalam pelayanan kesehatan.
“Seperti dulu, pelayanan kesehatan oleh tenaga medis laki-laki terhadap pasien perempuan dan sebaliknya tidak menjadi masalah, namun sekarang hal tersebut seolah menjadi hal yang penting,sensitif dan dipertajam. Hendaknya dalam momentum hari kelahiran Bung Karno ini, kita semua dapat kembali kepada Pancasila dengan mengisi ruang-ruang publik dengan konten-konten Positif bernilai Kepancasilaan.” ujar Benny.
Benny mengharapkan para tenaga kesehatan selain menjaga kesehatan fisik juga dapat menjaga kesehatan psikis masyarakat dengan tidak menjadi komunitas pengiya kata.
“Jangan jadi pengiya kata, namun komunitas pemutus kata yang dengan aktif menjaga ruang digital di masyarakat tetap tenang, teduh dan tidak terjebak pada narasi-narasi perpecahan, hoaks dan berita bohong.” tegasnya.
Benny menilai tenaga kesehatan harus dan perlu mengembalikan Pancasila menjadi dasar dan etika medis dalam berkegiatan. Karenanya, sangat diharapkan pembenahan tata kelola tenaga medis yang profesional hingga semangat nilai perjuangan Sukarno yang berupa kemandirian di bidang kesehatan dapat terlaksana.
Lebih lanjut, dalam acara yang dilaksanakan untuk memperingati Bulan Pancasila tersebut, Dokter Komunikasi Politik ini menyatakan bahwa hendaknya gerakan para tenaga kesehatan yang digawangi oleh Gerakan NKRI Sehat dengan jaringannya di seluruh Indonesia ini mampu mengembalikan Pancasila menjadi roh kebijakan dalam tata kelola kesehatan dan mengembalikan para Dokter dan para medis untuk berjiwa Pancasila.
“Gerakan ini diharapkan dapat berlangsung secara berkesinambungan hingga rasa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat dan keadilan menjadi dimensi etis dalam pelayanan kesehatan.” tegas Benny.
Benny menutup paparannya dengan menyatakan bahwa yang amat dibutuhkan sekarang adalah pembenahan dalam segala sisi di dunia kesehatan.
“Perbaikan ini dimulai dari dunia pendidikan kedokteran dimana perlu ditanamkan etika medis bahwa profesi dokter dan tenaga medis adalah profesi luhur yang mengabdi dan melayani masyarakat dan bukan semata-mata mencari kekayaan.” ungkapnya.
Perbaikan selanjutnya, kata Benny, dapat dilakukan di tataran regulasi dimana diharapkan melalui regulasi pemerintah dapat menjamin akses masyarakat terhadap sarana kesehatan, namun juga dilakukan upaya-upaya mempermudah masyarakat khususnya mereka yang ada pada lapisan menengah kebawah untuk memperoleh hak hidup sehat hingga terkait masalah kesehatan masyarakat agar tidak lagi terbebani masalah biaya, waktu dan transportasi sehingga dapat konsentrasi untuk pulih.
“Setiap Institusi dan fasilitas kesehatan harus dapat menjadi wujud nyata usaha pemerintah dalam menjaga dan menjamin keadilan bagi masyarakat di bidang kesehatan hingga Pancasila sebagai living and working ideology benar-benar dirasakan dampaknya oleh seluruh lapisan bangsa dan negara.” pungkasnya.